Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Surat. Tampilkan semua postingan

Minggu, 16 Maret 2014

Dibungkam Diam

Nadiera, ada yang ingin aku beri tahu, ketika aku merasakan bahwa aku mencintaimu.

Kita adalah dua hal yang berbeda. Aku laki-laki dan kamu perempuan—haha aku yakin kita sudah masing-masing tahu soal itu. Kau dengan sifat serta sikapmu, dan aku dengan sikap dan sifatku. Umur? Ah itu apa lagi, sudah jelas berbeda, Kita berdiri di atas jurang yang berbeda. Berpijak dan berpegangan pada tali yang berbeda. Bahkan cara kita memaknai dan menjalani hidup berbeda pula. Tapi Tuhan kita sama. Kecintaan kita padaNya pun sama. Hanya saja kadarnya yang  (mungkin) berbeda.

Aku mencintaimu, nampaknya kamu tahu itu, tapi diam saja. Aku paham cinta memang harus diungkapkan. Agar aku dan kamu sama-sama tahu. Jika rasa yang kita miliki sama, itu artinya kita bisa bersama, ya setidaknya rasa kita telah menyatu. Entah nantinya akan menyatu seutuhnya denganmu atau tidak, itu urusan nanti. Tapi kalau hatimu tak ada secuil pun untukku. Aku akan menerimanya dengan lapang dada.


Rabu, 29 Januari 2014

Sahabat Berkeluarga

Untuk kalian,

/1/
Aku menulis surat ini dalam keadaan tenang dan merasa nyaman, meski kemalasan sudah beberapa bulan menghantuiku, ia terus mengikutiku dan sering menempel pada tubuh ini. Aku bingung kenapa bisa seperti ini, kalau kalian mengenalku di rentan waktu 2010 sampai 2012 mungkin kalian akan bilang aku berubah, ya sangat berubah. Aku sangat senang ketika beberapa orang bilang aku adalah anak muda yang militant. Tapi, seperti yang orang banyak bilang pula di balik pujian pasti ada ujian. Pujian itu pula yang jadi ujian buatku. Ternyata aku tak bisa menjadi apa yang mereka inginkan. Yaitu, menjadi anak muda yang militan. Pertahananku jebol karena kemalasan seolah jadi kekasih yang tak mau lepas dariku.

/2/
Sungguh sebuah kesalahan yang fatal karena telah membuang-buang waktu begitu saja. Aku menyesal karena tak berani melawannya. Bahkan kedisiplinanku rontok bersama waktu yang terus berlalu. Tapi biarlah itu jadi bahan pembelajaran buatku, senang sekali kalau kalian mau mendengarkan sedikit ceritaku. Sekarang izinkan aku menceritakan sedikit kisah tentang apa yang telah aku amati selama hampir setahun berkenalan dengan kalian.

Selasa, 28 Januari 2014

Ingin Belajar Dewasa

Di sebuah ruang kecil kita berkumpul dengan rasa saling memiliki. Ketidaknyamanan seolah dibungkam rasa senang. Kesedihan seolah dibuat diam oleh tawa serta canda yang terus mewarnai hari. Tapi kau tahu, ternyata tak pernah ada yang benar-benar menetap di suatu tempat atau keadaan. Termasuk rasa tersebut. Kau bisa tiba-tiba senang, sedih, bahagia atau terluka. Mulutmu tidak bisa terus menerus tertawa di saat hati berduka. Matamu pun bisa mengeluarkan air mata jika terlalu bahagia. Bahkan kau bisa gila jika terus menerus memikirkan semua masalah yang ada.

Satu yang pasti, tak ada yang benar-benar setia dalam hidup ini, kecuali kau benar-benar bisa menjaganya. Seperti yang kita tahu menjaga adalah pekerjaan yang jauh lebih sulit ketimbang memiliki. Memang sulit, tapi itulah tantangan yang harus kau hadapi setiap harinya. Kau bisa saja cuek dengan tidak memikirkannya, tapi suatu saat kau akan merasakan akibatnya, meski belum tentu kau yang akan mendapatkan akibat itu. 

Kamis, 19 Desember 2013

Engkau



Kepada Engkau,



Sebelum matahari terbit engkau sudah bangun, memberi angin segar di telinga kami anak-anakmu agar bangun dan mendirikan salat—perintah Allah yang wajib di jalankan. Seusai salat subuh engkau langsung menyiapkan sarapan, membantu merapihkan perlengkapan sekolah, dan semua hal yang kurang dariku engkau lengkapi. Saat matahari terbenam engkau masih menunjukan semangatmu memberikan apa yang belum terpenuhi untuk aku, adik dan bapak di hari ini.

Engkau tempat bersandar di kala kami lelah hadapi beban dunia, jadi pendengar yang baik di setiap cerita yang kami rangkai tiap harinya, penerang dalam gelapnya dunia, keikhlasanmu begitu tulus yang terus membimbing jalan agar sampai pada apa yang aku impikan. Saat sedihgagal dan terpukul akan kerasnya hidup yang kadang tak seperti apa yang aku bayangkan, engkau selalu beri semangat bahwa hidup adalah perjuangan, hasil terbaik di bangun dari semangat yang tak pernah putus.


Engkau peluk erat tubuhku, berikan kehangatan dan ketenangan yang tak mungkin kami dapatkan dari orang lain. Engkau selalu berikan lebih dan yang terbaik untukku. doa mu untukku tak pernah putus engkau panjatkan, engkau selalu khawatir ketika kami tak ada kabar berita dan di semua “saat” yang tak pernah kami bayangkan semua telah engkau berikan dengan tulus.

Selasa, 17 Desember 2013

Selamat Pindah Teman


Untuk kamu yang jauh di sana namun dekat di hati.

Media Sosial menjadi sangat-sangat bermanfaat jika dipergunakan untuk kegiatan positif. bisa mempersatukan tali silaturahmi; mendekatkan yang jauh dan berharap tidak menjauhkan yang dekat.

Hidup ini terasa indah, taburan warna-warninya pelangi silaturahmi berlihat indah pada senyum yang mengembang saat sebuah kata mampu memangil mata untuk melihat dan menyalurkan sampai pada pikiran untuk dicerna hati dan saat itu bahagia terbentuk nyata.

Silaturahmi terjalin kental, aku, kamu dia dan mereka menggikat perkenalan di sana. Lewat kecilnya layar ponsel. Dengan rangkaian huruf serta angka kita berbicara. Kecilnya layar ponsel tak jadi halangan, satu persatu huruf terangkai menjadi kata, menghantarkan ucapan, canda, tawa, sedih, kecewa dan doa. Semua beradu satu keluar sesuai dengan apa yang kita inginkan sampaikan.

Beberapa waktu lalu kamu mengirim mention pada kami. 

"Pagi semua." Sapaan itu kamu tujukan untuk aku dan dia.

Aku hanya membacanya setelah itu langsung beranjak pergi karena pagi itu aku harus pergi ke rumah Mbah. Saat sampai tujuan, aku hanya sekilas melihat mention-mention yang masuk, karena aku masih sibuk bersilaturahmi dengan keluarga. Aku tinggalkan semua mention yang masuk tanpa membalasnya, berharap nanti ada waktu renggang untuk membalas semua.

***

Rabu, 11 Desember 2013

Untuk Yang Tidak Dekat

:Kepada N

/1/
Bagaimana kabarmu, N? Aku dengar kau sakit, ya? Saat membaca surat ini aku berharap kau bisa segera membaik. Tidak perlu berkecil hati saat diberikan sakit, selalu ada rencana indah sesudahnya. Mungkin kau sakit karena terlalu semangat menjalani hari, sehingga engkau melupakan kesehatanmu. Terlalu lelah menghadapi omongan serta cacian orang, sehingga sakit menyerangmu. Allah memberikanmu sakit, agar kau bisa istirahat untuk merenggangkan kembali otot-otot yang kencang, melepaskan beban pikiran yang mengganggu, serta berbagai rasa yang membelenggu, dan rasa sakit itu menjadi penggugur dosa-dosamu.

/2/
Surat ini aku tulis di keramaian ibu kota pinggiran. Di mana kekerasan dan kekejaman yang melebihi ibu tiri yang jahat, nampak biasa. Di sini, kau tidak akan menemui orang-orang yang senang membaca buku, kenal macam-macam genre buku, dan tahu buku-buku yang bagus. Mereka hanya kenal berbagai jenis narkoba dan kejahatan. Tiap malam mereka habiskan waktu dengan berpesta obat-obatan, melepas tawa di bawah pengaruh minuman keras. Tapi kau tak perlu takut jika berkunjung ke sini. Selalu ada kebaikan walau di tempat hina sekalipun.

Minggu, 06 Oktober 2013

Pelita Hidup

Pagi-pagi, seusai salat subuh, kita masing-masing sudah membagi tugas. Aku membantumu mencuci pakaian, bapak menunggu warung, sedangkan adik menyapu rumah. Semua nampak biasa, hanya saja, engkau lebih banyak diam. Tidak ada kata-kata yang terucap, kau hanya berbicara jika perlu saja. Dari semalam aku dapati ada yang berbeda dari dirimu, engkau tidak banyak berbicara, tubuhmu juga terlihat lemas.

Jika melihat yang berbeda darimu, aku biasa langsung bertanya.  "Kenapa, bu?"

"Ini dada sama lambungnya sakit."

"Berobat aja yuk bu." Aku mulai duduk di sampingmu.

Kebanyakan anak laki-laki lebih dekat dengan Ibu mereka. Sedangkan anak perempuan dengan Bapak mereka. Entah teori ini benar atau salah. Tapi yang banyak aku lihat seperti itu. Meski aku tidaklah terlalu dekat denganmu, tapi banyak rasa telah kita bagi bersama. Engkau seorang Ibu yang luar biasa. Jika sudah berbicara soal penyakit, nasihatmu padaku selalu sama. "Jaga kondisi tubuh dan pola makan baik-baik. Kamu punya turunan diabetes. Sakit itu tidak enak." Aku mengagguk.

Sabtu, 05 Oktober 2013

Bukan Begitu!

Bukan begitu! Iya, itu kata yang ingin aku sampaikan padamu. Aku memang salah mengerti. Aku hanya bisa berdiri di atas semua opini-opini yang aku lontarkan lewat tulisan, dan itu tidaklah selalu benar. Apa yang aku sampaikan sebatas apa yang aku lihat pada dirimu, lalu menyampaikannya padamu. Aku tak lebih pintar darimu, tak juga lebih bahagia darimu. Aku hanya mencoba memberi solusi, jika kamu tidak suka, aku akan diam. Sekarang aku dapatkan pelajaran lagi, bahwa beropini atas hidup orang bukanlah pekerjaan yang baik.

Bagaimana aku bisa tahu jika kamu tak memberi tahu. Tak banyak hal yang bisa kamu bagi. Aku tahu itu, dan aku tahu, kamu tak bisa membagi semuanya padaku dan orang banyak. Kamu benar, aku bisa berkomentar begitu mudah karna aku tidak menjalaninya. Tapi percayalah setiap manusia sudah punya jalannya masing-masing. Kamu dengan aktivitasmu dan aku dengan kegiatanku. Tidak pernah ada yang sama. Bahkan, orang yang tinggal satu rumah pun tak bisa bangun tidur di jam yang sama. Pasti ada saja yang lebih dulu bangun, walau hanya beda sekian detik atau menit.


Jika kamu bilang aku lebih kuat seperti superhero. Tidak!!! kali ini kau salah. Salah besar. Apalagi dengan bilang kalau dirimu lemah. Kamu memang bukan superhero, bukan juga Jendral perang yang kuat. Tapi kamu manusia luar biasa. Kau tahu, setiap manusia di telah anugrahi kekuatan yang luar biasa dalam dirinya? Pasti kau tahu itu. Bukan cuma kamu tapi semua telah di anugrahi itu. Jika kamu bilang tidak kuat. Berarti kamu salah besar, kamu bisa bertahan diperjalanan yang panjang ini adalah kekuatan. Kamu bilang kalau kamu hanya terlihat kuat di luar, padahal rapuh di dalam. Bukankah semua orang sering bilang seperti itu? Berarti bukan hanya kau yang merasakan itu. Atau aku yang salah dengar? Salah membaca? Atau aku yang sok tahu?

Ya, memang kadang kesoktahuanku meluap-luap. Sesungguhnya aku tak lebih tahu tentang dunia ini dari pada kamu. Aku baru mengenal dunia ini 20 tahun, sedangkan kamu lebih lama dariku. Ternyata memberi masukan dan solusi tak selalu bisa diterima dengan baik. Tuhan, maafkan hambamu ini yang sering keluar batas kewajaran dalam banyak hal. Untuk kesoktahuanku, keingintahuanku, dan kesombonganku yang pernah aku lakukan, baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Untuk semua kesalahan yang telah kuperbuat padamu, aku minta maaf.

Karna membuat semua orang senang di dunia ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Yang bisa aku adalah melakukan yang terbaik untuk hidupku yang tidaklah lama. Mungkin besok aku dipanggil? Aku tak bisa Menebak. Sama seperti menebak hati dan pikiran orang, menebak kapan mati sangatlah sulit. Bahkan mustahil.

Semoga kamu tetap kuat menjalani hidup. Saat  kamu terluka di dalam dan orang-orang tetap mengganggapmu kuat jangan pernah salahkan mereka. Orang hanya tahu kamu kuat karna melihat dari luar. Kau tak perlu menunjukannya, karna siapapun yang melihatmu dari luar seperti itu. Tetaplah kuat meski rapuh menghantui. Setidaknya percaya dan kenalilah apa yang ada di dirimu, karna kalau bukan kamu yang percaya dan mengenali dirimu sendiri. Siapa lagi?

Selasa, 24 September 2013

Teruntuk Kamu Yang Tidak Begitu Dekat

Teruntuk kamu yang tidak begitu dekat.
Jika saya menanyakan kabarmu, menanyakan hasil UASmu dan menanyakan banyak hal tentangmu. Sudah pasti ini basi untukmu. Tapi tenang, saya tidak akan menanyakan hal itu. Malam itu, satu persatu mahasiswa maju kedapan memamerkan hasil karya animasinya. Ada yang membuat rangkaian bingkai foto, keadaan dalam laut, pantai, pegunungan, jalanan dan lain sebagainya, semua bisa bergerak. Dosen itu bilang kalau multi media sangat diperlukan saat ini.

Satu persatu mahasiswa selesai, dosen itu sibuk dengan kertas penilaiannya. Dia tak awas melihat secara detail apa yang mahasiswa pamerkan. Hampir semua mahasiswa sudah maju, kamu pun sudah, hanya tinggal beberapa orang lagi dan tiba saatnya saya maju.

Kamis, 20 Juni 2013

Surat Cinta Untuk Bapak Menteri

Kepada,
Bapak mentri pendidikan.
Di tempat.

Assalamualaikum wr. wb, Pak menteri. Apapun  kondisi bapak ketika membaca surat ini, semoga Allah selalu berikan rahmat serta kesehatan. Sebelum saya bercerita lebih dalam, perkenalkan pak, saya Ananda Bayu Sefian. Saya murid kelas tiga di sebuah SMA Negeri yang sangat jauh dari pulau jawa. Saya adalah satu dari sekian banyak anak Indonesia yang beruntung karna dapat melanjutkan sampai jenjang ini. Mendapatkan sekolah yang layak, guru-guru yang ramah, walau kadang ada juga guru yang sama sekali tidak bersahabat. Saya bersyukur atas semua itu.
          Saya tahu dan pastinya bapak lebih tahu, atau tahu tapi seperti tidak tahu? atau malah benar-benar tidak tahu?. Kondisi pendidikan di Indonesia sangat memprihatinkan. Masih banyak sekali teman-teman saya yang tidak seberuntung saya. Banyak yang tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak seperti yang saya dapatkan. Banyak dari mereka masih bertahan  dengan fasilitas sekolah yang sama sekali tidak layak untuk disebut sekolah, atapnya tidak ada, bangku dan meja yang rusak, kelas yang sesak karna siswa kelas satu dan dua di gabung, serta kurangnya tenaga pengajar yang mengakibatkan mereka tidak dapat menyimak pelajaran dengan sempurna dan masih banyak lagi.
          Beberapa teman saya, harus memutuskan berhenti sekolah karna kurangnya biaya. Susahnya ekonomi keluarga, mengharuskan mereka bekerja diusia dini, mengais rezeki untuk makan sehari-hari. Jangankan untuk biaya sekolah, untuk biaya hidup saja mereka sering kekurangan. Beberapa hari yang lalu saya menonton berita, yang menayangkan tentang adik-adik di desa yang harus berjuang untuk berangkat sekolah. Mereka harus menyebrang sungai dengan yang wanita membiarkan roknya basah diserbu air sungai yang deras, basah-basahan hanya untuk sekolah, sedangkan yang laki-laki membuka celananya, menaruh tas di kepalanya dan memakai kembali celananya ketika sampai di sebrang sungai. Semua itu karna jembatan penyebrangan yang rusak tak kunjung diperbaiki. Apakah bapak menonton juga? Semoga bapak juga menonton.

Rabu, 02 Januari 2013

Dekat dan Segera Pulih


29 Desember 2012

Pagi sudah datang lagi, seperti biasa dia datang dengan memberikan lembaran kertas kehidupan yang kosong, dan sebuah pena  agar makhluk hidup yang masih melihatnya bisa mengisi sesuka hati. Di isi dengan kebaikan atau keburukan saat melewati siang, sore dan malam. Pagi selalu berikan kebebasan makhluk hidup untuk memilih.

Sebuah pesan e-mail masuk di Handphone saya dengan judul #PrayForDewi @Gakadakoma. Saya  buka dengan perasaannya sudah tidak enak. Saya baca dari awal sampai habis isi pesan tersebut.

Dear friends,  
Saya baru dapat info pagi ini, mbak dewi @gakadakoma kemarin mengalami kecelakaan, Saat perjalanan berangkat kerja. Motornya masuk ke dalam lubang, dia jatuh ke depan, wajahnya langsung menghantam jalan, dan dia jatuh pingsan. 
Sekarang dia sedang dirawat di RS Harapan Jayakarta. Mohon doanya agar Dewi bisa segera pulih dan sehat seperti sedia kala. Aamiin. Nanti siang insya Allah, saya (pipit) dan mbak yeti akan datang kesana.