Bukan begitu! Iya, itu kata yang ingin aku sampaikan padamu. Aku memang salah mengerti. Aku hanya bisa berdiri di atas semua opini-opini yang aku lontarkan lewat tulisan, dan itu tidaklah selalu benar. Apa yang aku sampaikan sebatas apa yang aku lihat pada dirimu, lalu menyampaikannya padamu. Aku tak lebih pintar darimu, tak juga lebih bahagia darimu. Aku hanya mencoba memberi solusi, jika kamu tidak suka, aku akan diam. Sekarang aku dapatkan pelajaran lagi, bahwa beropini atas hidup orang bukanlah pekerjaan yang baik.
Bagaimana aku bisa tahu jika kamu tak memberi tahu. Tak banyak hal yang bisa kamu bagi. Aku tahu itu, dan aku tahu, kamu tak bisa membagi semuanya padaku dan orang banyak. Kamu benar, aku bisa berkomentar begitu mudah karna aku tidak menjalaninya. Tapi percayalah setiap manusia sudah punya jalannya masing-masing. Kamu dengan aktivitasmu dan aku dengan kegiatanku. Tidak pernah ada yang sama. Bahkan, orang yang tinggal satu rumah pun tak bisa bangun tidur di jam yang sama. Pasti ada saja yang lebih dulu bangun, walau hanya beda sekian detik atau menit.
Jika kamu bilang aku lebih kuat seperti superhero. Tidak!!! kali ini kau salah. Salah besar. Apalagi dengan bilang kalau dirimu lemah. Kamu memang bukan superhero, bukan juga Jendral perang yang kuat. Tapi kamu manusia luar biasa. Kau tahu, setiap manusia di telah anugrahi kekuatan yang luar biasa dalam dirinya? Pasti kau tahu itu. Bukan cuma kamu tapi semua telah di anugrahi itu. Jika kamu bilang tidak kuat. Berarti kamu salah besar, kamu bisa bertahan diperjalanan yang panjang ini adalah kekuatan. Kamu bilang kalau kamu hanya terlihat kuat di luar, padahal rapuh di dalam. Bukankah semua orang sering bilang seperti itu? Berarti bukan hanya kau yang merasakan itu. Atau aku yang salah dengar? Salah membaca? Atau aku yang sok tahu?
Ya, memang kadang kesoktahuanku meluap-luap. Sesungguhnya aku tak lebih tahu tentang dunia ini dari pada kamu. Aku baru mengenal dunia ini 20 tahun, sedangkan kamu lebih lama dariku. Ternyata memberi masukan dan solusi tak selalu bisa diterima dengan baik. Tuhan, maafkan hambamu ini yang sering keluar batas kewajaran dalam banyak hal. Untuk kesoktahuanku, keingintahuanku, dan kesombonganku yang pernah aku lakukan, baik yang sengaja maupun tidak sengaja. Untuk semua kesalahan yang telah kuperbuat padamu, aku minta maaf.
Karna membuat semua orang senang di dunia ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Yang bisa aku adalah melakukan yang terbaik untuk hidupku yang tidaklah lama. Mungkin besok aku dipanggil? Aku tak bisa Menebak. Sama seperti menebak hati dan pikiran orang, menebak kapan mati sangatlah sulit. Bahkan mustahil.
Semoga kamu tetap kuat menjalani hidup. Saat kamu terluka di dalam dan orang-orang tetap mengganggapmu kuat jangan pernah salahkan mereka. Orang hanya tahu kamu kuat karna melihat dari luar. Kau tak perlu menunjukannya, karna siapapun yang melihatmu dari luar seperti itu. Tetaplah kuat meski rapuh menghantui. Setidaknya percaya dan kenalilah apa yang ada di dirimu, karna kalau bukan kamu yang percaya dan mengenali dirimu sendiri. Siapa lagi?