Kepada Engkau,
Sebelum matahari
terbit engkau sudah bangun, memberi angin segar di telinga kami anak-anakmu
agar bangun dan mendirikan salat—perintah Allah yang wajib di jalankan. Seusai
salat subuh engkau langsung menyiapkan sarapan, membantu merapihkan
perlengkapan sekolah, dan semua hal yang kurang dariku engkau lengkapi. Saat
matahari terbenam engkau masih menunjukan semangatmu memberikan apa yang belum
terpenuhi untuk aku, adik dan bapak di hari ini.
Engkau tempat
bersandar di kala kami lelah hadapi beban dunia, jadi pendengar yang baik di
setiap cerita yang kami rangkai tiap harinya, penerang dalam gelapnya dunia,
keikhlasanmu begitu tulus yang terus membimbing jalan agar sampai pada apa yang
aku impikan. Saat
sedih, gagal dan terpukul akan
kerasnya hidup yang kadang tak seperti apa yang aku bayangkan, engkau selalu
beri semangat bahwa hidup adalah perjuangan, hasil terbaik di bangun dari
semangat yang tak pernah putus.
Engkau peluk erat tubuhku, berikan kehangatan dan ketenangan yang tak mungkin kami dapatkan dari orang lain. Engkau selalu berikan lebih dan yang terbaik untukku. doa mu untukku tak pernah putus engkau panjatkan, engkau selalu khawatir ketika kami tak ada kabar berita dan di semua “saat” yang tak pernah kami bayangkan semua telah engkau berikan dengan tulus.
Namun di
balik semua kebaikanmu yang tak ternilai serta kasih sayangmu yang tak
terhitung. Aku sering lupa memberimu kabar saat pergi, aku sering lupa pamit
saat keluar rumah, jarang memelukmu di saat engkau bersedih. Padalah mungkin
tanpa aku sadar engkau engkau bersedih karena ulahku. Untuk semua kelalaian,
kelupaan dan kesalahanku yang selalu engkau maafkan. Aku meminta maaf tulus
dari hati dan kesadaran, aku tahu semua yang telah engkau ukir dalam diriku tak
akan pernah bisa aku bayar atau kembalikan.
Di hari special ini, aku berjanji akan terus perbaiki diri dan membuat engkau bahagia, aku tahu kadang kebahagiaanku adalah kebahagiaanmu tapi kebahagiaanmu belum tentu kebahagiaanku. Jahat sekali ya aku? Untuk semua kesalahan dan kekhilafanku, sekali lagi maafkanlah, aku akan terus balas dengan bakti semua rangkai doa dan percikan kasih sayang yang terus engkau berikan untuk kami.
Engkau, Ibu, pelita
hidupku.
Anakmu,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)