Rabu, 02 Januari 2013

Dekat dan Segera Pulih


29 Desember 2012

Pagi sudah datang lagi, seperti biasa dia datang dengan memberikan lembaran kertas kehidupan yang kosong, dan sebuah pena  agar makhluk hidup yang masih melihatnya bisa mengisi sesuka hati. Di isi dengan kebaikan atau keburukan saat melewati siang, sore dan malam. Pagi selalu berikan kebebasan makhluk hidup untuk memilih.

Sebuah pesan e-mail masuk di Handphone saya dengan judul #PrayForDewi @Gakadakoma. Saya  buka dengan perasaannya sudah tidak enak. Saya baca dari awal sampai habis isi pesan tersebut.

Dear friends,  
Saya baru dapat info pagi ini, mbak dewi @gakadakoma kemarin mengalami kecelakaan, Saat perjalanan berangkat kerja. Motornya masuk ke dalam lubang, dia jatuh ke depan, wajahnya langsung menghantam jalan, dan dia jatuh pingsan. 
Sekarang dia sedang dirawat di RS Harapan Jayakarta. Mohon doanya agar Dewi bisa segera pulih dan sehat seperti sedia kala. Aamiin. Nanti siang insya Allah, saya (pipit) dan mbak yeti akan datang kesana. 


Entahlah, saya tidak tahu ini perasaan apa. Perasaan ini muncul saat selesai membaca pesan tersebut. Sedih, iya sedih. Sesak ya dada ini cukup sesak untuk sesaat. Tapi saya belum benar-benar paham ini perasaan apa. Yang jelas saat itu semua rasa sedih bercampur jadi satu, tidak ada air mata yang menetes tapi ada kesedihan yang mendalam.

Saya mengenal Mba Decil belum lama, mungkin satu tahun juga belum sampai. Awal perkenalan hanya lewat dunia maya. Social media telah membuat sebuah keluarga baru, jaringan pertemanan yang cukup erat. Belum kenal dekat, belum pernah bertatap muka hanya avatar dan rangkaian kata singkat yang membuatnya erat.

Masih ingat pertama kali kita bertemu. Yaitu saat ada kopdar SFBC (Srudukfollow Book Club),   ga perlu kenalan lagi kan ya karna sudah cukup akrab berbincang di wadah yang di beri nama twitter, sering beberapa kali juga ber whatsapp-ria, bercanda grub di line dan milis. Di akhir sebelum pulang juga sempat bercanda menunda kepulangannya. Ya banyak keceriaan dengan sedikit pertemuan.

Pertemuan kedua yaitu saat ada acara seminar, ya disini mulai kenal sedikit sosok yang biasa saya ajak bercandaan di Timeline. Gadis yang riang dengan senyum manis dan lesung pipi yang cukup dalam, saya lihat keceriaan selalu hadir dalam senyumnya.  Sampai saat pulang kita masih sering bercanda. Tentang apa? Ya tentang itu lah semua pasti tahu.

“Naik apa mba?” Tanya saya padanya

“Naik motor je, parkir motor dimana?” jawabnya bersemangat

“Di bawah, mba parkir dimana?” saya kembali bertanya sambil memutar-mutar kunci motor di tangan.

“Aku parkir di gedung sebelah”
“oh ya udah kita berpisah disini ya je, hati-hati di jalan” dia berjalan ke kanan dan berlalu.

Usai pertemuan itu kita makin sering berinteraksi secara maya, ya ledek-ledekan sering terlontar dari kata-kata yang kita tuliskan. Dari dulu saya tak pernah punya seorang kakak, dan mungkin saya menemukan sosok itu dalam diri mba decil. Mungkin tu alasanya kenapa perasaan ini begitu berantakan ketika membaca pesan tadi. Layaknya seorang adik yang  mengetahui bahwa kakaknya terluka. Mba decil jatuh dan terluka hingga di haruskan untuk operasi. 




Lantunan doa terus kami kirimkan. Allah yang memberikan musibah dan Allah yang akan berikan kesembuhan, Mungkin saya dan teman-teman semua adalah orang baru dalam hidup mba decil. Tapi percayalah dukungan, harapan dan doa kami terus mengalir untuk mba. Rangkaian harapan kami bawa dalam doa, agar mba  dapat kembali kembali beraktivitas dan berkumpul bersama kami, berbagi senyum, keceriaan, dan suka-ria yang dulu hadir dan kembali dalam satu paket kebahagiaan yang utuh bernama silaturahmi.

Semangat Mba Decil, sehat, sehat, sehat. :")


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)