Untuk kamu yang jauh di sana namun dekat di hati.
Media Sosial menjadi
sangat-sangat bermanfaat jika dipergunakan untuk kegiatan positif. bisa
mempersatukan tali silaturahmi; mendekatkan yang jauh dan berharap tidak menjauhkan
yang dekat.
Hidup ini terasa indah,
taburan warna-warninya pelangi silaturahmi berlihat indah pada senyum yang mengembang
saat sebuah kata mampu memangil mata untuk melihat dan menyalurkan sampai pada
pikiran untuk dicerna hati dan saat itu bahagia terbentuk nyata.
Silaturahmi terjalin
kental, aku, kamu dia dan mereka menggikat perkenalan di sana. Lewat kecilnya
layar ponsel. Dengan rangkaian huruf serta angka kita berbicara. Kecilnya layar
ponsel tak jadi halangan, satu persatu huruf terangkai menjadi kata, menghantarkan
ucapan, canda, tawa, sedih, kecewa dan doa. Semua beradu satu keluar sesuai
dengan apa yang kita inginkan sampaikan.
Beberapa waktu lalu kamu mengirim
mention pada kami.
"Pagi semua."
Sapaan itu kamu tujukan untuk aku dan dia.
Aku hanya membacanya
setelah itu langsung beranjak pergi karena pagi itu aku harus pergi ke rumah
Mbah. Saat sampai tujuan, aku hanya sekilas melihat mention-mention yang masuk,
karena aku masih sibuk bersilaturahmi dengan keluarga. Aku tinggalkan semua mention
yang masuk tanpa membalasnya, berharap nanti ada waktu renggang untuk membalas
semua.
***
Keesokan paginya aku dapat
kabar, kalau kamu telah tiada. Allah memanggilmu untuk kembali ke sisiNya. Yang
aku tahu, kamu selalu terlihat ceria, tak pernah nampak kesedihan hadir dalam
hidupmu. Ternyata aku salah, di balik keceriaanmu ada duka yang mendalam.
penyakit ganas sudah mengancammu sejak setahun belakangan.
Aku tak mengenalmu secara
dekat, dan (mungkin) kamu juga tak mengenal ku secara dekat Yang aku tahu,
semangat, keceriaan, silaturahmi dan semua hal positif itu mudah menular dan
kamu sudah memulainya. Tak kenal, maka tak sayang begitu kata pepatah lama.
Buatku sekarang tak kenal bukan berarti tak peduli, kita semua sama, hanya rupa
yang berbeda.
Keluarga, teman, sahabat,
kekasih dan semua yang menyayangimu larut dalam kesedihan. Aku yakin, semua orang
berharap waktu bisa terulang kembali agar mereka dapat mengulang kembali
kebersamaan denganmu. Kini, mereka hanya bisa membuka memori indah itu,
membayangkan senyum, tawa dan kecerianmu tanpa bisa merasakan lagi adanya
bentuk nyata dirimu. Satu yang pasti, kebaikanmu terekam baik dalam ingatan
mereka.
Saat ini kamu mulai
menembus waktu, penghalang jarak antara dunia dan surga yang (mungkin) sedang
kamu tempuh. Menutup rapat pintu, sehingga kami tak dapat lagi bertatap muka
denganmu. Ungkapan duka cita aku sampaikan, lantunan doa aku panjatkan pada Allah
sang pencipta kehidupan. Semoga kamu diberikan tempat terbaik di sisinya, semua
dosa-dosa yang telah kamu lakukan dihapus olehNya.
Aku percaya Allah sayang
padamu, maka Ia memanggilmu. Selamat pindah teman, perjalanan hidupmu berakhir,
tapi kebaikanku tetap hadir, (semoga) di kehidupan selanjutnya lebih indah. Kamu wanita sholehah, jika Ia
menghendaki surganya nyata untuk mu.
"Awal membuka mata dan
melihat dunia, menjadi tali dimulainya kehidupan dan ketika menutup mata, jadi
akhir terputusnya tali kehidupan."
#13Hari #SebelumPindah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)