Ketika membaca novel atau cerita pendek kita bisa menyimpulkan bahwa
ini begini dan itu begitu, tentu setiap kepala akan menafsirkannya
berbeda-beda, meski kadang ada pula yang sama. Lalu bagaimana dengan puisi? Ini
lebih samar lagi. Seperti judul buku Sapardi Djoko Damono, Bilang Begini,
Maksudnya Begitu. Puisi bisa menafsirkan dirinya menjadi apa saja ketika dibaca
orang-orang, antara yang satu dengan yang lain bisa saja berbeda.
Di buku Catatan Putih ini, Leon Agusta banyak bercerita tentang
kesunyian, kesendirian, keterasingan, tentu tentang cinta dan rindu yang
bertebaran. Tidak begitu romantis namun bisa membuat hati tersentuh. Tak seperti
beberapa penyair yang kata-katanya sulit dimengerti, alias kita harus berpikir
keras untuk menafsirkannya, Leon Agusta tidak, ia mengunakan bahasa yang
sederhana namun dalam maknanya. Misal puisi Di Hadapan Lukisan ini: