Senin, 21 April 2014

Bidadari yang Mengembara

Judul: Bidadari yang Mengembara
Penulis: A. S. Laksana
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-699-5
Dimensi: iv + 160 hlm; 13 x 19 cm


Ketika memulai membaca Bidadari yang Menggembara, pembaca disuguhkan dengan sebuah cerpen berjudul Menggambar Ayah yang bercerita tentang seorang anak yang begitu merindukan sosok seorang ayah, karena ibunya tak pernah mempertemukannya dengan ayahnya, ia mulai menggambar ayahnya di kamar. Dan ia pun menggambar di mana saja.

Di buku ini penulis tak hanya bekerja sendiri, ia dibantu seorang narator yang sesekali datang, bukan untuk bikin rusuh, atau merusak suasana, tapi ia membantu penulis untuk bercerita. Penulis melimpahkan tanggung jawab bercerita kepada sang narator dengan sangat halus. Ia tak langsung begitu saja memberikan amanat itu, tapi lewat cerita yang mengalir ia mengecok pembaca yang sedang serius dengan cerita. Tiba-tiba yang bercerita berubah begitu saja. Begitu halus, sampai-sampai tak terlihat perpindahannya.

Seperti SGA yang punya tokoh yang begitu melekat dengan dirinya, yaitu, Alina dan Sukab. AS Laksana pun punya tokoh, yang ia tugaskan untuk memainkan peran. Tokoh itu bernama Alit dan Seto, mereka berperan dengan sangat baik dengan keabsuran yang ditanamkan pada diri mereka masing-masing.

Penulis bermain-main dengan tokoh-tokoh tersebut untuk menggambarkan ide serta gagasan yang ingin ia sampaikan lewat cerita pendek yang tak masuk akal. Meskipun begitu penulis seolah memberitahu bahwa ini adalah cerita yang ada, memang, untuk memahami sebuah cerita pendek sebenarnya ingin menyampaikan tentang apa, saat membacanya mungkin butuh meresapinya, lalu menyimpulkan. Terlebih jika ingin tahu mendalam tentang gagasan dan ide yang penulis kembangkan menjadi sebuah cerita pendek.

Untuk itu, saya hanya bercerita tentang apa saja yang saya rasakan atau saya tahu setelah membacanya, jika disuruh membedahnya lebih dalam, mungkin saya akan angkat tangan terlebih dahu, lalu membaca lebih banyak lagi dan belajar lebih baik lagi. Tapi buat saya buku ini menyenangkan dengan segala cerita yang disusun dengan baik. Dan mungkin yang mendominasi buku ini adalah cerita tentang hubungan keluarga, antar anak dan orang tua, seperti cerita tentang anak yang dipenuhi rasa ingin tahu tentang "Dari mana bayi keluar?", kemudian ibunya pun kesulitan menjelaskannya atau cerita tentang seorang wanita yang sedang hamil dan ibunya yang sudah pikun atau cerita tentang seorang ayah yang ditinggalkan istri dan ketiga anak lelakinya. Lalu di kemudian hari salah satu anaknya menjalani hidup sebagai banci.

Membaca cerita pendek buat saya adalah membaca banyak hal yang tersirat di dalamnya. Kita bisa menilai atau mengambil intisari tersendiri dari jalan cerita yang penulis sampaikan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)