Judul: Bidadari yang Mengembara
Penulis: A. S. Laksana
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-699-5
Dimensi: iv + 160 hlm; 13 x 19 cm
Ketika memulai membaca Bidadari yang Menggembara, pembaca disuguhkan
dengan sebuah cerpen berjudul Menggambar Ayah yang bercerita tentang seorang
anak yang begitu merindukan sosok seorang ayah, karena ibunya tak pernah
mempertemukannya dengan ayahnya, ia mulai menggambar ayahnya di kamar. Dan
ia pun menggambar di mana saja.
Di
buku ini penulis tak hanya bekerja sendiri, ia dibantu seorang narator yang
sesekali datang, bukan untuk bikin rusuh, atau merusak suasana, tapi ia membantu penulis
untuk bercerita. Penulis melimpahkan tanggung jawab bercerita kepada sang narator dengan sangat
halus. Ia tak langsung begitu saja memberikan amanat itu, tapi lewat cerita
yang mengalir ia mengecok pembaca yang sedang serius dengan cerita. Tiba-tiba
yang bercerita berubah begitu saja. Begitu halus, sampai-sampai tak terlihat
perpindahannya.
Seperti SGA yang
punya tokoh yang begitu melekat dengan dirinya, yaitu, Alina dan Sukab. AS
Laksana pun punya tokoh, yang ia tugaskan untuk memainkan peran. Tokoh itu bernama
Alit dan Seto, mereka berperan dengan sangat baik dengan keabsuran yang
ditanamkan pada diri mereka masing-masing.
Penulis bermain-main
dengan tokoh-tokoh tersebut untuk menggambarkan ide serta gagasan yang ingin ia
sampaikan lewat cerita pendek yang tak masuk akal. Meskipun begitu penulis
seolah memberitahu bahwa ini adalah cerita yang ada, memang, untuk memahami
sebuah cerita pendek sebenarnya ingin menyampaikan tentang apa, saat membacanya
mungkin butuh meresapinya, lalu menyimpulkan. Terlebih jika ingin tahu mendalam
tentang gagasan dan ide yang penulis kembangkan menjadi sebuah cerita pendek.
Untuk itu, saya
hanya bercerita tentang apa saja yang saya rasakan atau saya tahu setelah
membacanya, jika disuruh membedahnya lebih dalam, mungkin saya akan angkat
tangan terlebih dahu, lalu membaca lebih banyak lagi dan belajar lebih baik
lagi. Tapi buat saya buku ini menyenangkan dengan segala cerita yang disusun dengan
baik. Dan mungkin yang mendominasi buku ini adalah cerita tentang hubungan
keluarga, antar anak dan orang tua, seperti cerita
tentang anak yang dipenuhi rasa ingin tahu tentang "Dari mana bayi
keluar?", kemudian ibunya pun kesulitan menjelaskannya atau cerita tentang seorang wanita yang sedang hamil dan
ibunya yang sudah pikun atau cerita tentang seorang ayah yang ditinggalkan
istri dan ketiga anak lelakinya. Lalu di kemudian hari salah satu anaknya menjalani
hidup sebagai banci.
Membaca cerita pendek buat saya adalah membaca banyak hal yang tersirat di dalamnya. Kita bisa menilai atau mengambil intisari tersendiri dari jalan cerita yang penulis sampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)