Penulis: Ryandi
Rachman
Judul: Satu
Per Tiga
Genre: Novel
Komedi
Tebal: 258 hal
Penerbit: Bukune
Membaca
novel komedi tentu tujuan utamanya adalah mencari cerita lucu, selain itu jelas
cerita yang menarik. Satu Per Tiga adalah novel
komedi yang menceritakan persahabatan antara Kundil, Sambas, dan Baim. Mereka
bersahabat dan menjalani persahabatan sejak SMA. Di novel ini, mereka bertiga
ditugaskan menjadi anak-anak yang nakal, sering membuat ulah, bertingkah dan
lain sebagainya.
Tak sampai hanya di sekolah, tingkah mereka berlanjut juga di luar
sekolah, bahkan sampai mereka liburan ke Karimun Jawa. Berlibur bersama sahabat
dengan segala yang terjadi di perjalanan, tentu akan jadi kenangan yang akan
tersimpan sampai kapan pun. Entah itu kenangan baik atau yang tak baik.
Bahwa setiap orang
punya selera humor yang berbeda, kita semua pasti meyakini itu. Apa yang kita
anggap lucu, bisa jadi tidak lucu buat orang lain. Begitu pula sebaliknya, apa
yang orang lain anggap lucu bisa saja tak lucu menurut kita. Membaca buku ini
tak membuat saya tertawa, hanya mungkin dua kali saya tertawa, saat mereka
mengerjai polisi dan mungkin saat mereka berada di perahu menuju Karimun Jawa.
Selebihnya datar saja. Saat membacanya saya jadi berpikir apa novel komedi
memang cara berceritanya seperti ini? Cara berceritanya lancar, tapi menurut
saya berlebihan.
Mungkin selain setiap
orang punya selera humor yang berbeda, setiap orang juga punya selera baca yang
berbeda. Dan nampaknya selera saya bukan di sini. Saya mencari tahu dengan coba
membaca-baca komentar orang tentang buku ini, mereka yang sebagian remaja—usia
sekolah—menganggapnya lucu. Bahkan ada yang sampai ngakak dan menurut mereka
cara berceritanya biasa saja tak berlebihan.
Untuk deskripsi yang
berlebihan tersebut, alhasil dari pertengahan sampai akhir saya lebih sering
melongkap-longkapnya saja. karena dari dialog antar tokohnya saja saya bisa
tahu apa isi deskripsinya. Dan mengingat editornya ada dua dengan satu
proofreader, sangat disayangkan jika masih ada saja typo.
Tapi sudahlah lupakan itu. Itu semua soal selera. Kita akan setuju
tentu jika ada pendapat yang sepandangan dengan kita, dan akan tidak setuju
jika berbeda pandangan. Jadi tak usah
diperpanjang. Nilai plusnya, buku ini memberi tahu arti tentang persahabatan.
Rasa sedih, senang, kecewa, bahagia selalu mengiringi persahabatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)