Sabtu, 19 April 2014

Satu Per Tiga

Penulis: Ryandi Rachman
Judul: Satu Per Tiga
Genre: Novel Komedi
Tebal: 258 hal
Penerbit: Bukune

Membaca novel komedi tentu tujuan utamanya adalah mencari cerita lucu, selain itu jelas cerita yang menarik.  Satu Per Tiga adalah novel komedi yang menceritakan persahabatan antara Kundil, Sambas, dan Baim. Mereka bersahabat dan menjalani persahabatan sejak SMA. Di novel ini, mereka bertiga ditugaskan menjadi anak-anak yang nakal, sering membuat ulah, bertingkah dan lain sebagainya.

Tak sampai hanya di sekolah, tingkah mereka berlanjut juga di luar sekolah, bahkan sampai mereka liburan ke Karimun Jawa. Berlibur bersama sahabat dengan segala yang terjadi di perjalanan, tentu akan jadi kenangan yang akan tersimpan sampai kapan pun. Entah itu kenangan baik atau yang tak baik.

Bahwa setiap orang punya selera humor yang berbeda, kita semua pasti meyakini itu. Apa yang kita anggap lucu, bisa jadi tidak lucu buat orang lain. Begitu pula sebaliknya, apa yang orang lain anggap lucu bisa saja tak lucu menurut kita. Membaca buku ini tak membuat saya tertawa, hanya mungkin dua kali saya tertawa, saat mereka mengerjai polisi dan mungkin saat mereka berada di perahu menuju Karimun Jawa. Selebihnya datar saja. Saat membacanya saya jadi berpikir apa novel komedi memang cara berceritanya seperti ini? Cara berceritanya lancar, tapi menurut saya berlebihan.

Mungkin selain setiap orang punya selera humor yang berbeda, setiap orang juga punya selera baca yang berbeda. Dan nampaknya selera saya bukan di sini. Saya mencari tahu dengan coba membaca-baca komentar orang tentang buku ini, mereka yang sebagian remaja—usia sekolah—menganggapnya lucu. Bahkan ada yang sampai ngakak dan menurut mereka cara berceritanya biasa saja tak berlebihan.

Untuk deskripsi yang berlebihan tersebut, alhasil dari pertengahan sampai akhir saya lebih sering melongkap-longkapnya saja. karena dari dialog antar tokohnya saja saya bisa tahu apa isi deskripsinya. Dan mengingat editornya ada dua dengan satu proofreader, sangat disayangkan jika masih ada saja typo.

Tapi sudahlah lupakan itu. Itu semua soal selera. Kita akan setuju tentu jika ada pendapat yang sepandangan dengan kita, dan akan tidak setuju jika  berbeda pandangan. Jadi tak usah diperpanjang. Nilai plusnya, buku ini memberi tahu arti tentang persahabatan. Rasa sedih, senang, kecewa, bahagia selalu mengiringi persahabatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)