Minggu, 13 April 2014

Kukila dan Cerita-Cerita Lainnya

Judul Buku : Kukila 
Penulis : M. Aan Mansyur
Penerbit : Gramedia
Tahun Terbit : November 2012
Tebal Buku : 192 halaman

Saat membacanya saya merasa tak biasa, karena ini pertama kalinya membaca cerita yang agak vulgar—setidaknya menurut saya yang baru-baru belajar membaca buku-buku fiksi. Kukila (Rahasia Pohon Rahasia) sendiri menceritakan tentang Kukila. seorang perempuan yang menyimpan sendiri banyak hal tentang kehidupannya. Cerita tentang hubungannya dengan Rusdi, mantan suaminya, tentang anak-anaknya dan tentang Pilang, mantannya. Kukila dan Pilang sendiri awalnya adalah sebuah dongeng yang sering kakek Kukila ceritakan saat ia kecil dulu. Tanpa diduga,dongeng itu jadi kenyataan, dan ialah yang menjadi tokoh dalam dongeng tersebut.


Penulis bercerita dengan baik, semua cerita-cerita di dalamnya mengalir, namun seperti yang dikatakan Joko Pinurbo, “Bagaimanapun Aan seorang penyair. Di sana-sini muncul jalinan kata-kata bernapaskan puisi yang tak jarang membuat bahasa ceritanya lebih berbunyi.” Benar apa yang dikatakan Joko Pinurbo, saat membacanya saya menemukan kata-kata yang bernapaskan puisi, misalnya:  Masa lalu tidak pernah hilang. Ia ada tetapi tidak tahu jalan pulang,untuk itu ia menitipkan surat–kadang kepada sesuatu yang tidak kita duga. Kita menyebutnya kenangan. Atau Kenangan, barangkali seperti perasaan sehelai kertas ketika seseorang menulis atau menggambar pohon atasnya. Ia tidak ubahnya sehelai kertas dengan gambar penuh pohon.

Selain cerita panjang tentang Kukila, ada juga cerita-cerita pendek lainnya, seperti cerita tentang mahasiswa yang tidak mau memangkas rambutnya padahal ibunya terus menyuruhnya. Ia merasa benci dengan masa kecilnya, karena rambutnya selalu dipotong orang suruhan ibunya sampai menyisakan sedikit di bagian depan saja, berbentuk kotak. Atau cerita Celana Dalam Rahasia Terbuat Dari Besi, di mana sang istri yang selalu dipasangkan celana dalam yang terbuat dari besi, dan dikunci suaminya. Kunci itu pun dibawa suaminya pergi ke kantor.

Beberapa penulis mungkin emmang punya tokoh favoritnya masing-masing, nama yang ia anugrahi menjadi tokoh dalam cerita yang ia buat, kalau A.S Laksana punya Alit dan Seto, Seno Gumira Ajidarma punya Sukab dan Alina, maka Aan Mansur mungkin punya Kukila yang ia amanatkan sebuah tugas untuk menjalankan cerita.

Meski diceritakan dengan baik, tapi saya kurang mendapatkan sesuatu yang greget dari cerita-cerita yang dihadirkan penulis. Tapi cukup menarik untuk dibaca. Untuk temanya yang dewasa, mungkin sebaiknya diberikan label dewasa atau apa saja yang menunjukan belum pas dibaca anak-anak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)