Kapan lahir?
Kapan bisa jalan?
Kapan bisa berlari?
Kapan sekolah?
Kapan kuliah?
Kapan lulus?
Kapan kerja?
Kapan punya rumah?
Kapan punya motor?
Kapan punya mobil?
Kapan nikah?
Kapan punya anak?
Atau ada pertanyaan yang lain lagi?
Kapan bisa jalan?
Kapan bisa berlari?
Kapan sekolah?
Kapan kuliah?
Kapan lulus?
Kapan kerja?
Kapan punya rumah?
Kapan punya motor?
Kapan punya mobil?
Kapan nikah?
Kapan punya anak?
Atau ada pertanyaan yang lain lagi?
Pertanyaan semacam ini selalu mengganggu pikiran—setidaknya untuk saya. Yang jadi pertanyaan, kenapa tak ada yang bertanya “kapan mati?” Padahal itu yang sudah pasti terjadi. Kalau soal pertanyaan yang banyak di atas, itu semua masih misteri, bisa didapat bisa pula tidak. Tergantung usaha kita dan kehendak yang maha kuasa. Entah mengapa, orang-orang selalu senang mempertanyakan hidup orang lain daripada mempertanyakan hidupnya sendiri. Terkadang saya harus menutup rapat-rapat telinga, jika pertanyaan semacam itu sudah membeludak. Bukan saya tak suka, saya senang karena artinya mereka peduli akan hidup yang saya jalani. Tapi percayalah, ketika semua sudah berlebihan tak lagi menyenangkan.
Saya punya cara sendiri untuk menjalani hidup. Ya, memang hidup adalah tentang kebersamaan dan saling berhubungan. Tapi untuk sesuatu yang sifatnya personal, orang luar tak berhak mengusiknya. Kita bisa membaur dan saling bertukar cerita untuk saling menyemangati. Tapi tidak dengan menjadi orang yang menyebalkan dengan banyak mempertanyakan hidup orang lain. Ada banyak hal yang tak perlu diberitahu, termasuk urusan pribadi yang orang lain tak perlu tahu. Ada banyak hal pula yang menarik untuk dibahas ketimbang membicarakan urusan orang lain,
Saya tak biasa ditanya hal-hal yang belum pasti. Masa depan akan kita jalani jika tuhan mengizinkan kita untuk terus hidup, tapi pertanyaan-pertanyaan soal masa depan tidak pernah enak didengar. Maka dari itu, untuk menjawabnya cukup dengan senyuman & mulai berkarya. Biarkan mereka terus bertanya, dan biarkan waktu yang menjawabnya lewat karya serta manfaat yang diciptakan untuk sesama. Agar hidup bermakna tak perlu banyak bertanya tentang hidup orang lain. Tapi mulai bekerja.
Hehe... tabah dan sabar aja ya jawab pertanyaan2nya. Nti jg ada masanya semua berlalu
BalasHapushehe. iya :))
Hapus