Selasa, 04 Maret 2014

Pembicaraan Kurang Penting

Sesekali kita musti bicara empat mata.
Saling bertatapan dan membuka suara.
Membicarakan tentang duniaku,
duniamu atau dunia kita berdua.

Tak ada yang mudah.
ketika kita mencoba berubah
apalagi ketika kita mencoba bersatu.
Kita terlahir dalam perbedaan
aku yakin kau tahu itu.
Dan cinta, ia tak pernah melihat itu.
Ia hanya tahu kita saling suka
berharap bisa bersama.

Tapi bisa saja itu hanya harapanku saja.
tidak denganmu.
Layaknya embun yang mencintai dedaunan.
Meski ia selalu pergi ketika matahari
perlahan meninggi.
Aku akan tetap ada di sini.
Menunggumu dan tak akan pergi.
Sampai kau berkata.
“Sudahlah, ada yang lain di hatiku."

Aku akan menjauh.
Tidak akan kembali meski kaupinta.
Bukan perkara benci.
Bukan pula karena sulit melupakanmu.

Cinta bisa datang tiba-tiba.
namun melupakan tak bisa begitu saja.
Butuh perjuangan melawan
jika ia tiba-tiba datang.

Aku tak sekuat baja
ketika kau pukul dengan sekuat tenaga.
Dan kau tahu, cintaku bisa pudar.
Saat bersama hanya jadi mimpi belaka

Seiring berjalannya waktu.
Ketika melupakanmu adalah perjuangan.
Menemukan cinta yang baru
tak pernah bisa diduga.
Ia bisa datang hari ini,
esok atau saat aku tak ingin ia datang.
Menjelma dalam sosok yang katakanlah sempurna.
Sedangkan aku yang penuh kekurangan.
Atau bisa jadi sebaliknya.

Tapi sepertinya kau tahu pula.
Tak ada yang sempurna kecuali yang maha kuasa.
Kita bisa saling melengkapi satu sama lain.
Saat berjalan atau saat tertidur.

Kita bisa bersatu dalam perbedaan
yang sering kau bilang tak pernah ada
namun sayangnya kau melupakannya.
Ketika kau punya yang lebih sempurna.

Suara burung di pagi hari jadi penanda.
Engkau sudah pergi dan aku akan melupakan.
Menganggap semua tak ada.
Tapi tenang, semua kenangan
akan kusimpan semua.
Di lorong hati dan pikiran
karena kau pernah singgah di sana.

Stasiun Tugu, Yogyakarta, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)