Kamis, 06 Maret 2014

Merawat Kenangan

Pada hari itu kau memanggilku.
"Hei sedang apa kau di situ?"
"Merawat kenangan." Kataku.
kau menertawakanku
seolah aku menipu.

Malam berganti pagi.
Siang begitu cepat pergi.
Sore tak pernah telat datang lagi.

Mereka tak pernah terlambat.
Tepat waktu, tak seperti manusia.
Mereka berganti peran sesuai yang diminta.
Tuhan tahu mana yang baik
dan mana yang buruk.
Maka dari itu tak pantas kita menolaknya.

Merawat kenangan
adalah caraku mengabadikan
tak semua layak dikenang, memang.
namun begitu banyak yang
manis membuatku senang
yang pahit lebih baik dilupakan
membuangnya ke dalam jurang terdalam.

Tapi sesekali aku akan mengambilnya lagi
Meski kadang sulit meraihnya.
Bukan untuk mengenangnya
apalagi merayakannya
namun mengambil pelajaran darinya.

Aku pernah membayangkan
kita ada di ruang waktu yang begitu jauh
kita rajut satu demi satu masa depan.
Masa lalumu dan masa laluku tak perlu kita panggil
Simpanlah ia dengan baik agar kita bisa bahagia.

Mari ikut denganku
menertawakan senja
yang kedatangannya sebentar saja.
apa kau ingin terus mencintainya?
Yang bahkan ia tak setia padamu
jika malam telah datang.

Alangkah lebih bijak
jika kau mau pergi denganku
merawat kenangan
agar ia tak rusak dimakan zaman.

Dengan begitu sesekali kita bisa membukanya
kita nikmati kenangan itu bersama secangkir teh
di teras dengan buku-buku  bacaan
yang menyegarkan pikiran.
Itu saja. Alasanku merawat kenangan.
Kau boleh lakukan juga
agar kita bisa bersama dalam lamunan
tentang masa depan.


Jakarta, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)