Judul : Dear
Umbrella
Penulis : Alfian Daniear
Penerbit : teen@noura
Cetakan : I (Mei 2013)
Tebal : x + 310 halaman
ISBN : 9786027816404
Penulis : Alfian Daniear
Penerbit : teen@noura
Cetakan : I (Mei 2013)
Tebal : x + 310 halaman
ISBN : 9786027816404
Dalam hidup ini apakah
kamu punya barang favorit atau barang yang begitu kamu cintai? Jika tidak
berarti sama dengan saya. Jika punya berarti kamu sama seperti Raline, gadis
remaja yang begitu mencintai payungnya. Bukan karena payung itu bagus dan mahal
harganya, tapi lebih karena payung itu pemberian orang yang begitu ia cintai
dan pergi meninggalkannya tanpa kabar. Hilang begitu saja. Sejak saat itu ia
memutuskan untuk membawa payung itu ke mana pun ia pergi.
Semenjak
kepergian Zidan teman kecilnya itu, ia jadi sedikit berubah, tak banyak bicara
dan jadi pendiam, memang sejak awal ia tak punya banyak teman, kecuali Zidan. Dan
saat Zidan pergi tanpa pamit, payung itulah satu-satunya temannya. Tapi
kehilangan Zidan tak lantas membuat kehidupan Raline berahir sampai di situ. Ia
tetap meneruskan hidupnya dengan ada atau tidak ada Zidan yang menemaninya.
Ada
satu masa di mana Raline kembali merasakan kesedihan, yaitu saat bapaknya kecelakaan,
sedangkan kondisi ekonomi keluarganya sedang berada di bawah, ibunya yang
sedang hamil besar, Raline dan adiknya yang butuh biaya untuk sekolahnya,
akhirnya ibunya memutuskan menerima tawaran Eyang Utomo—adik dari kakeknya
Raline—jika ia ingin tetap sekolah dan melanjutkan kuliah harus ikut tinggal
bersama Eyangnya di Jakarta. Dengan berat hati ia menerimanya.
Di
bagian yang menceritakan kecelakaan bapaknya, nampaknya terlalu panjang
diuraikan, penulis seolah terlalu fokus dengan apa yang terjadi dengan bapaknya,
untuk menimbulkan kesan bahwa keputusan itu harus Raline terima, Jika diringkas
bukan tidak mungkin hasillnya akan sama.
Membaca buku ini saya teringat dengan buku The Espressologist yang pernah saya baca, memang ceritanya berbeda, namun ada kesamaan di mana tokoh utamanya bekerja paruh waktu di sebuah kedai dan menemukan berbagai macam hal, jika di buku The Espressologis tokoh utamanya sering dibuat kesal dengan pelanggannya yang juga kakak kelasnya di sekolah dan juga ada salah satu teman kerjanya yang tak suka dengannya, di buku ini lebih menonjolkan kedekatan dengan teman-teman di kedainya dan seorang teman kerjanya yang menyebalkan.
Narasi
yang penulis tulis begitu detail, dan buat saya tak ada kurangnya. Sebuah cerita
cinta pertama yang manis, dengan balutan plot yang kadang mudah dan kadang tak
mudah ditebak. Tak hanya berputar di kisah Raline, tapi juga tokoh-tokoh yang
lain. Penokohannya pun begitu kuat, semua tokoh mudah dikenali dan tak membuat
bingung ketika berganti peran antar tokohnya.
Mungkin
yang belum bisa saya terima adalah kebetulan-kebetulan yang hadir di buku ini,
di mana Ralien pertama kali bertemu Elbert—orang yang memarah-marahi dirinya
karena menjatuhkan sepedanya di terminal—dan bertemu lagi dikedai ketika Ralien
ingin melamar kerja dan Elbert ternyata juga kerja di sana. Lalu setelah sekian
lama kerja di sana, ia bertemu Zidan pula—orang yang dulu pergi tanpa pamit
padanya—di kedai. Kalau boleh dibilang seperti FTV, meski kebetulan-kebetulan
tersebut sangat halus dituliskan.
Ada
juga logika ceritanya yang mungkin “sedikit” melenceng. Yaitu ketika Albert
mengajak Raline pulang bareng naik sepeda. Dan berkata:
"Lo ga bisa ketemu sama kaisar—sepeda
Elbert. Dia sudah banyak berubah sejak lo lukain di terminal waktu itu."
Ia
berkata begitu, tapi penulis tak menjelaskan yang ia bawa sepeda yang lain.
Beberapa saat albert mengayuh
sepedannya.” Hal. 151.
Dan ketika Raline dan Zidan akan pergi ke sarangan, keluarga Raline semua di ajak, dan yang janggal. Mereka ke magetan kan liburan sekolah, lalu kenapa adiknya Raline masih pergi sekolah?
Ibu harus mengurus bayi yang kasihan jika harus diajak ke gunung, bapak kerja dan Rifan sekolah. Hal 278
Akhir
kata, ini buku yang cukup menghibur, meski hanya sedikit menimbulkan tawa atau
senyum. Tapi cerita di dalamnya cukup manis untuk sebuah cerita cinta remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)