Minggu, 23 Februari 2014

Di Penghujung Waktu

Kita bertemu di sebuah ruang dan waktu
bersama menjalani masa depan.
Aku dan kau seperti sepasang sepatu
Enggan berpisah dan terus bersatu.

Aku terbangun dari tidur nyenyakku
ternyata mimpi begitu pilu.

Kau bersamanya begitu bahagia
dan aku terluka.
Tidak marah
hanya sedikit kecewa.

Seperti embun di pagi hari

meninggalkan daun dikala pagi 
telah berlalu
aku pergi begitu cepat
meninggalkanmu tanpa jejak.
Menjaga jarak agar hati tak rusak.

Di penghujung waktu, skenario Allah
tak sama  dengan yang kita bayangkan.
Kini kita berada di satu pelaminan.
Aku duduk bersamamu
dengan  senyum terlukis indah di wajahmu.

Aku mendampingimu
dan bahagia jadi suamimu.
Banyak tempat singgah.
Tapi tak satupun yang indah.
Hanya kaulah tempatku kembali.
Lagi lagi dan lagi.

Dunia dicipta untuk semua.
Tapi hari ini milik kita berdua.
Tak ada yang lain.
Hanya aku dan kau yang satu sama lain
saling berpandangan.

Doa dan harap yang terucap lewat suara
yang disampaikan dalam hati, jadi bahasa kita.
Hari ini, esok dan sampai kapanpun
aku akan terus di sini
berada di sampingmu
mendampingimu dalam suka
dan duka.

Menerjang ombak di depan
yang lebih kencang dari biasanya.
Melawan angin yang terus berusaha
menghancurkan rumah kita.

Aku di sini untukmu
Mencintaimu sepenuh waktu
Meski ku tahu berat adanya
tapi, aku akan berusaha 
sekuat tenaga.
melindungimu dan menjaga.
Karena kita ada untuk bersama.
Saling menguatkan 
dan tak terpisahkan.


Jakarta,23-03-2014

*Untuk kedua teman saya—yang akan lebih cocok jadi Mbak atau Mas saya (Itu pun kalau mereka mau) ketimbang jadi teman saya, karena umur kita yang berbeda—yaitu Mbak Fitrie Dian dan Mas Aljas Hammar, yang hari ini melangsungkan pernikahan. Selamat menempuh hidup baru, bersama mengarungi waktu. Semoga jadi keluarga yang sakinah, mawadah warohmah.

*Bulan Postingan jangan dihiraukan, karena hanya untuk menuruti blog ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)