Jumat, 31 Januari 2014

Apa yang Saya Tulis Ketika Saya Ditanya "Apa Resolusimu?"

Waktu berlalu begitu cepat, yang hanya diam pasti akan tertingal. Banyak hal yang terlewat karena waktu yang ada hanya terbuang sia-sia. Tahun 2013 sudah pergi sekarang saya berada di akhir bulan januari 2014, ternyata saya belum membuat resolusi. Sebenarnya resolusi itu apa? Entahlah, saya belum pernah membuatnya hehe. Tapi dari pada sekadar membuat apa yang ingin saya capai di 2014, mungkin saya akan membuat daftar apa yang ingin saya kerjakan saja. Sering kali resolusi hanya jadi mimpi yang terkubur sepi tanpa adanya eksekusi.  Ini bukan Karena saya takut bermimpi. Bukan. Soal bermimpi saya jagonya. Tapi untuk mencapai mimpi itu yang terpenting adalah bergerak untuk mencapainya, bukan hanya bermimpi tanpa adanya aksi nyata. Dan itu yang belum bisa saya lakukan dengan baik, sering kali saya jatuh pada lubang yang sama, yaitu “Kemalasan”. Maka dari itu saya membuat catatan ini sebagai pengingat bahwa ini yang harus saya kerjakan.

Pertama, tanpa disadari kita (baca: saya)  sering kali terbuai dengan dunia beserta isinya, dan melupakan yang maha kuasa pemilik segalanya. Mengejar dunia dan melupakan ia yang menciptakan kita. Hasilnya berkarya mati-matian, ibadah sekenanya saja. Kualitas diri terus berkembang, kualitas ibadah makin menurun. Yang paling parah adalah jika keduanya menurun. Saya menyadari itu semua, maka jalan satu-satunya adalah dengan mendisiplinkan diri dan memanajemen waktu sebaik mungkin, dengan mengutamakan ibadah dari pekerjaan yang lain. Setelah menunaikan yang wajib, baru kembali berkarya.


Kedua, saya ingin mengikuti saran dari sebuah video berjudul “It’s Time To Grow Up”, yang dibuat oleh nyunyu.com. Isi pesannya seperti ini “Kamu harus berani meninggalkan yang lama, untuk sesuatu yang baru, bersiap untuk sesuatu yang lebih baik. Ikutin yang memang sesuai, bukan yang ramai diomongin orang. Enggak sekadar menghabiskan sesuatu, justru menghasilkan sesuatu, bisa dengan menjalin komunikasi, interaksi, relasi. Jangan ubah diri kamu hanya karena orang lain, tapi berubahlah karena kamu ingin jadi lebih baik.

Ketiga, saya pikir 2013 adalah masa-masa di mana saya terjerumus untuk belajar menulis dengan baik dan benar, dan mulai membaca buku-buku yang tidak pernah saya sentuh. Yang awalnya hanya membaca buku-buku motivasi, pengembangan diri, dan biografi, sekarang aktif membaca buku-buku fiksi sampai menemukan ketertarikan di sana.  Meskipun ilmu yang saya miliki masih sangat-sangat kurang, dan karya yang saya hasilkan belum bagus-bagus amat. Tapi jika tidak mencoba saya tidak akan punya karya. Jadi saya putuskan akan coba menulis novel, dan mungkin juga buku non fiksi.

Keempat, tanpa terasa tiga tahun sudah saya menuntut ilmu di sebuah Universitas Swasta, dan tanpa terasa pula sudah sampai di titik akhir perjalanan. Sama seperti mahasiswa tingkat akhir lainnya, setelah mengambil semua SKS sesuai yang ditentukan, pasti ingin lulus. Tapi ternyata lulus tidak semudah itu, harus melewati yang namanya Skripsi beserta sidangnya. Jadi bulan maret 2014 saya akan mulai mengerjakan Skripsi.

Kelima, di sebuah artikel Prof. Rhenald Kasali bilang kalau mahasiswanya yang beusia 19-20 tahun yang ia bimbing ternyata  punya nyali yang besar untuk menembus berbagai rintangan. “Seorang mahasiswa saya menembus perbatasan Thailand dan tinggal bersama para biksu di Laos. Yang lainnya menyambangi Myanmar. Bahkan ada yang kesasar di Turki, India dan New Zealand.  Ada yang sampai Belgia, Jerman dan seterusnya. Semua kesasar dan semua belajar. prinsip orang bekerja adalah berpikir, namun kalau setiap hari melakukan hal yang familiar / rutin atau dibimbing orang lain, maka manusia punya kecenderungan menjadi "penumpang" bagi orang lain dan tidak berpikir lagi. Namun di lain pihak, orangtua juga punya tendensi mengawal dan menuntun anak secara berlebihan. Anak-anak yang berusia dewasa dilarang bepergian sendirian. Khawatir kita sangat berlebihan. Padahal di Vietnam, Thailand, Bali dan Laos, anak-anak bimbingan saya bertemu dengan mahasiswa asing yang sudah berkelana pada usia yang jauh lebih muda.” Saya merasa hidup saya saat ini terlalu 'nyaman'. Mungkin dengan 'pindah' atau ‘Merantau’ bisa membuat diri menjadi lebih baik lagi. Sebelum jauh-jauh keluar negeri saya ingin pindah ke kota di Indonesia saja terlebih dahulu, mungkin Jogja atau Bandung. Terlalu dekat? Tidak apa-apa sebagai awal dari belajar. Setelah itu tujuan saya adalah Jerman.

Keenam, 2013 menjadi tahun di mana saya benar-benar vakum berbisnis. Terhitung sejak sibuk dengan KKP yang menuntut saya untuk membuat aplikasi dan laporan untuk disidangkan, saya meninggalkan semua usaha yang saya jalankan. Maka dari itu di 2014 saya akan kembali memulai usaha yang baru, dengan semangat baru, dan impian yang baru.

Ketujuh, saya sering minder jika di media sosial atau saat bertemu teman-teman yang menggunakan bahasa Inggris. Kenapa? Karena saya tidak begitu mengerti haha. Jika membaca saja, mungkin saya masih bisa mengerti, tapi jika suruh mendengarkan, oh saya menyerah. Apa lagi jika disuruh berbicara atau menuliskannya, saya sangat payah. Maka dari itu saya akan belajar bahasa Inggris dengan lebih baik lagi dan melatihnya setiap hari.


Dari semua itu saya berharap semua bisa berjalan lancar, saya sadar umur 21 tahun bukan lagi masanya untuk bersenang-senang, bukan lagi untuk malas-malasan, tapi masa di mana saya harus berjuang. Tanggung jawab saya ke depan sangat berat, tapi saya akan berusaha dan berjuang keras untuk mereka yang saya cintai dan mencintai saya. Ibu dan bapak tak lagi muda, berbagai macam penyakit sudah menempel di tubuh mereka. Butuh biaya banyak untuk berobat. Adik yang ingin melanjutkan kuliah. Ibu yang ingin pulang ke Aceh, dan saya yang ingin mengajak mereka ke tanah suci. Serta biaya hidup yang terus menerus naik sambil mencekik. Masa depan memang tak pasti, tapi harus dijalani. Semoga semua harapan dan mimpi saya selalu ada dalam tiap doa keluarga, serta kalian sahabat saya yang (semoga) mencintai saya, seperti saya mencintai kalian karena Allah. Dan semua mimpi itu selalu dalam dekapan cinta Allah SWT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)