Waktu berlalu begitu
cepat, yang hanya diam pasti akan tertingal. Banyak hal yang terlewat karena
waktu yang ada hanya terbuang sia-sia. Tahun 2013 sudah pergi sekarang saya
berada di akhir bulan januari 2014, ternyata saya belum membuat resolusi.
Sebenarnya resolusi itu apa? Entahlah, saya belum pernah membuatnya hehe. Tapi
dari pada sekadar membuat apa yang ingin saya capai di 2014, mungkin saya akan
membuat daftar apa yang ingin saya kerjakan saja. Sering kali resolusi hanya
jadi mimpi yang terkubur sepi tanpa adanya eksekusi. Ini bukan Karena
saya takut bermimpi. Bukan. Soal bermimpi saya jagonya. Tapi untuk mencapai
mimpi itu yang terpenting adalah bergerak untuk mencapainya, bukan hanya bermimpi
tanpa adanya aksi nyata. Dan itu yang belum bisa saya lakukan dengan baik,
sering kali saya jatuh pada lubang yang sama, yaitu “Kemalasan”. Maka dari itu
saya membuat catatan ini sebagai pengingat bahwa ini yang harus saya kerjakan.
Pertama, tanpa
disadari kita (baca: saya) sering kali terbuai dengan dunia beserta
isinya, dan melupakan yang maha kuasa pemilik segalanya. Mengejar dunia dan
melupakan ia yang menciptakan kita. Hasilnya berkarya mati-matian, ibadah
sekenanya saja. Kualitas diri terus berkembang, kualitas ibadah makin menurun.
Yang paling parah adalah jika keduanya menurun. Saya menyadari itu semua, maka
jalan satu-satunya adalah dengan mendisiplinkan diri dan memanajemen waktu
sebaik mungkin, dengan mengutamakan ibadah dari pekerjaan yang lain. Setelah
menunaikan yang wajib, baru kembali berkarya.
Kedua, saya ingin
mengikuti saran dari sebuah video berjudul “It’s Time To Grow Up”, yang dibuat
oleh nyunyu.com. Isi pesannya seperti ini “Kamu harus berani meninggalkan yang
lama, untuk sesuatu yang baru, bersiap untuk sesuatu yang lebih baik. Ikutin
yang memang sesuai, bukan yang ramai diomongin orang. Enggak sekadar
menghabiskan sesuatu, justru menghasilkan sesuatu, bisa dengan menjalin
komunikasi, interaksi, relasi. Jangan ubah diri kamu hanya karena orang lain,
tapi berubahlah karena kamu ingin jadi lebih baik.
Ketiga, saya pikir
2013 adalah masa-masa di mana saya terjerumus untuk belajar menulis dengan baik
dan benar, dan mulai membaca buku-buku yang tidak pernah saya sentuh. Yang
awalnya hanya membaca buku-buku motivasi, pengembangan diri, dan biografi, sekarang
aktif membaca buku-buku fiksi sampai menemukan ketertarikan di sana.
Meskipun ilmu yang saya miliki masih sangat-sangat kurang, dan karya yang
saya hasilkan belum bagus-bagus amat. Tapi jika tidak mencoba saya tidak akan
punya karya. Jadi saya putuskan akan coba menulis novel, dan mungkin juga buku
non fiksi.
Keempat, tanpa terasa
tiga tahun sudah saya menuntut ilmu di sebuah Universitas Swasta, dan tanpa
terasa pula sudah sampai di titik akhir perjalanan. Sama seperti mahasiswa
tingkat akhir lainnya, setelah mengambil semua SKS sesuai yang ditentukan,
pasti ingin lulus. Tapi ternyata lulus tidak semudah itu, harus melewati yang
namanya Skripsi beserta sidangnya. Jadi bulan maret 2014 saya akan mulai
mengerjakan Skripsi.
Kelima, di sebuah
artikel Prof. Rhenald Kasali bilang kalau mahasiswanya yang beusia 19-20 tahun
yang ia bimbing ternyata punya nyali yang besar untuk menembus berbagai
rintangan. “Seorang mahasiswa saya menembus perbatasan Thailand dan tinggal
bersama para biksu di Laos. Yang lainnya menyambangi Myanmar. Bahkan ada yang
kesasar di Turki, India dan New Zealand. Ada yang sampai Belgia, Jerman
dan seterusnya. Semua kesasar dan semua belajar. prinsip orang bekerja adalah
berpikir, namun kalau setiap hari melakukan hal yang familiar / rutin atau
dibimbing orang lain, maka manusia punya kecenderungan menjadi
"penumpang" bagi orang lain dan tidak berpikir lagi. Namun di
lain pihak, orangtua juga punya tendensi mengawal dan menuntun anak secara
berlebihan. Anak-anak yang berusia dewasa dilarang bepergian sendirian.
Khawatir kita sangat berlebihan. Padahal di Vietnam, Thailand, Bali dan Laos,
anak-anak bimbingan saya bertemu dengan mahasiswa asing yang sudah berkelana
pada usia yang jauh lebih muda.” Saya merasa hidup saya saat ini terlalu
'nyaman'. Mungkin dengan 'pindah' atau ‘Merantau’ bisa membuat diri menjadi
lebih baik lagi. Sebelum jauh-jauh keluar negeri saya ingin pindah ke kota di
Indonesia saja terlebih dahulu, mungkin Jogja atau Bandung. Terlalu dekat?
Tidak apa-apa sebagai awal dari belajar. Setelah itu tujuan saya adalah Jerman.
Keenam, 2013 menjadi
tahun di mana saya benar-benar vakum berbisnis. Terhitung sejak sibuk dengan
KKP yang menuntut saya untuk membuat aplikasi dan laporan untuk disidangkan,
saya meninggalkan semua usaha yang saya jalankan. Maka dari itu di 2014 saya
akan kembali memulai usaha yang baru, dengan semangat baru, dan impian yang
baru.
Ketujuh, saya sering minder
jika di media sosial atau saat bertemu teman-teman yang menggunakan bahasa
Inggris. Kenapa? Karena saya tidak begitu mengerti haha. Jika membaca saja,
mungkin saya masih bisa mengerti, tapi jika suruh mendengarkan, oh saya
menyerah. Apa lagi jika disuruh berbicara atau menuliskannya, saya sangat
payah. Maka dari itu saya akan belajar bahasa Inggris dengan lebih baik lagi
dan melatihnya setiap hari.
Dari semua itu saya
berharap semua bisa berjalan lancar, saya sadar umur 21 tahun bukan lagi
masanya untuk bersenang-senang, bukan lagi untuk malas-malasan, tapi masa di
mana saya harus berjuang. Tanggung jawab saya ke depan sangat berat, tapi saya
akan berusaha dan berjuang keras untuk mereka yang saya cintai dan mencintai
saya. Ibu dan bapak tak lagi muda, berbagai macam penyakit sudah menempel di
tubuh mereka. Butuh biaya banyak untuk berobat. Adik yang ingin melanjutkan
kuliah. Ibu yang ingin pulang ke Aceh, dan saya yang ingin mengajak mereka ke
tanah suci. Serta biaya hidup yang terus menerus naik sambil mencekik. Masa
depan memang tak pasti, tapi harus dijalani. Semoga semua harapan dan mimpi
saya selalu ada dalam tiap doa keluarga, serta kalian sahabat saya yang
(semoga) mencintai saya, seperti saya mencintai kalian karena Allah. Dan semua
mimpi itu selalu dalam dekapan cinta Allah SWT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)