Setiap yang mencinta pasti pernah tersakiti, yang datang pasti
akan pergi. Semua tinggal menunggu waktunya. Tapi, apakah yang terjadi bisa
begitu mudah kita terima? Ada yang mudah ada yang sulit. Dan dalam menyikapinya
pun berbeda-beda caranya. Ada yang bisa dengan cepat melupakan, ada pula yang
butuh waktu lama. Kehilangan dan kepergian bukanlah akhir segalanya. Karna yang
bahagia adalah mudah membagi porsi sedih dan senang dalam hatinya. Sehingga ia
tak harus berlama-lama di rundung rasa kehilangan.
Kehilangan sahabat, teman, dan kehilangan apapun, apa lagi gebetan,
pasti tidak enak. Di mana-mana kehilangan selalu meninggalkan luka. Tapi, apa
ingin terus larut dalam air mata kesedihan? Ikut mengalir di sungai duka
berkepanjangan? Hidup harus terus berjalan apapun kondisi yang di hadapi, diam
berarti mati. Apa ingin raga ini hidup tapi seperti mati? Masa cuma gara-gara
kehilangan gebetan, semangat hidup hilang,
seolah dunia ini berhenti ketika dia pergi. Seharusnya tidak begitu, masih
banyak hal yang perlu dilakukan. Umur masih muda, perjalanan masih panjang –Walau
kita tidak tahu kapan yang maha kuasa akan memanggil—. Bukan cuma gebetan dan
pacar yang perlu dibahagiakan, tapi banyak orang –Ya membuat semua orang senang
memang sulit, tapi setidakya bisa membahagiakan orang tua—.
Jangan dipikirin rasa itu, semakin kita memikirkannnya semakin sering rasa itu
hadir. Semakin kita berusaha melupakannya, rasa itu akan terus ada. Jadi, lebih
baik santai saja.
Apa kau pernah patah hati?
Pernah. Waktu itu saya tidak hanyut dalam rasa tersebut. Lebih memilih
menyibukan diri dengan Allah. Memeriksa kembali ibadah saya sudah benar? sudah
teratur? atau hidup ini hanya saya pergunakan untuk memikirkan dunia saja? Mengapa
ketika disakiti manusia saya bisa merasakan sakit yang begitu dalam dan terluka
sampai seperti itu?. Tapi, jika melukai yang menciptakan, melalaikan
perintahNya saya bisa dengan santai menjalani hidup. Padahal, dia pemilik alam
semesta.
Sebaik-baik curhat dan kembali hanya kepada Allah. Jadi, sehari
cukup buat menghilangkan rasa itu. Tapi mungkin kadar rasa pada manusia
berbeda-beda. Mungkin yang saya rasakan begitu sedikit. Tapi begitulah yang
saya lakukan saat saya terluka. Saya bisa bisa menerima dengan ikhlas dan
lapang dada. Tenang rasanya. Semua pasti
akan berganti. senang, sedih, kecewa, gembira semua ada masanya. Karna semua
hanya titipan suatu saat pasti diambil.
Rasulullah yang mulia mengajarkan. "Barang siapa yang meninggalkan sesuatu
karena cintanya pada Allah, maka Allah akan ganti dengan sesuatu yang lebih
baik".
Ya, seperti itulah cinta. Ada suka, ada
duka. Seperti kata ulama. "Kalau cinta pada makhluk atau benda, jangan
taruh di hati. Taruhlah di luar hati. Karna, jikalau mereka pergi, kita bisa
ikhlas menerimanya. Cukup Allah yang ada di hati, karna ia pemilik segalaNya."
Ustad Arifin berkata: "Hidup ini sebentar sahabatku, jangan
karena memilih kesenangan dunia sebentar ini lalu kita menderita berkepanjangan
di akhirat."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)