Pernah memikirkan kematian?
Saya sering. Ketika dapatkan kabar saudara, tetangga,
teman, kerabat atau orang yang tidak saya kenal sudah meninggalkan dunia
beserta isinya, saya langsung termenung. Sebuah kata yang sedikit namun menakutkan, dan pasti
akan dialami semua orang. Mati, siapa yang tidak akan mati? Semua makluk hidup
pasti akan mengalaminya. Tumbuhan, hewan dan juga manusia. Tidak pandang bulu,
tidak lihat derajat. Semuanya pasti mati, Nabi Muhammad SAW pun
wafat.
Beberapa bulan hingga minggu ini kabar duka datang begitu deras, dari wafatnya alim ulama sampai
orang biasa. Dari yang dikenal sampai yang tidak dikenal. Saat saya bisa
tertawa dalam bahagia, di luar sana ada ribuan mayat yang mati terluka. Saat
saya bisa tersenyum senang dalam lingkaran cinta, di sudut lain ada tangisan
yang pecah karna ditinggalkan selama-lamanya oleh saudara mereka. Dalam tawa ada duka, dalam tangis ada
bahagia. Saya tidak pernah tahu kapan rasa itu tiba.
Ada yang mati meninggalkan kesedihan yang mendalam pada mereka yang ditinggalkan, semua
berbondong-bondong ingin ikut mengantarkan jenazah sampai ke tempat
peristirahatan terakhir. Banyak orang yang kehilangan, banyak orang berduka,
banyak orang yang tak sanggup menahan air matanya. Orang baik selalu dirindukan banyak orang.
Apakah nanti ketika saya mati akan seperti itu? Atau saya
hanya akan menyendiri karna sepi? Tidak banyak atau bahkan mungkin tidak ada yang
mengantar? Saya termasuk orang yang dicintai atau dibenci? Ketika saya mati, orang-orang akan tertawa bahagia atau menangis kehilangan?
Belum banyak yang
saya perbuat, belum banyak kebaikan yang saya lakukan. Sebaik-baiknya menghindar dari kesombongan dan teman-temannya adalah dengan
mengingat kematian.
Saya kapan?
Tinggal menunggu waktunya tiba. Tugas saya adalah mempersiapkan
bekal sebanyak-banyaknya, ketika waktu itu datang saya tidak dapat berbuat
apa-apa.
Saat menulis ini, saya menemukan sebuah lagu dari Derry
Sulaiman dan Ray Nine Ball di Youtobe, isinya ada lirik dan kutipan ceramah:
Perkara paling penting itu iman. Iman itu lebih penting dari
dunia, rumah, kendaraan, dan sebagainya. Seseorang mati nggak punya duit, Allah
nggak marah. Mati nggak punya rumah, Allah nggak marah. Tapi kalau mati nggak
punya iman, gimana? Masalah. Harga iman itu sebesar darah, itu Allah hargai
dengan 10 kali besar dunia.
Wahai manusia, jangan engkau tertipu daya. Oleh
dunia yang fana, sebagai tempat ujian bagi kita. Dunia sementara, akhirat
selama-lamanya. Orang kaya mati, orang miskin mati, raja-raja mati, rakyat
biasa mati. Semua pergi menghadap ilahi. Dunia yang dicari, tak ada yang
berarti. Tak kan dibawa mati
***
Kematian bisa datang kapan saja, tanpa perlu saya minta ataupun saya pesan. Semoga setiap langkah yang saya jalankan selalu berbuah kebaikan
untuk bekal setelah kematian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)