"Jamu... jamu... jamunya, Mbak. Mas?" Suara itu
terdengar tidak asing di telinga saya. Ibu saya langsung membuka pintu dan
keluar rumah. Saya menyusul ibu, "sudah lama juga tidak meminum jamu. Mau
ah sekali-kali." Pikir saya.
Sesampai di luar rumah ada beberapa orang
tetangga yang sedang menikmati jamu. Satu persatu menenggaknya dengan nikmat.
Ada yang merem melek, ada pula yang biasa saja, seperti minum air putih. Kita
semua pasti tahu manfaat jamu untuk tubuh. Jamu yang di minum tentu bukan jamu
kemasan tapi jamu yang dibuat sendiri seperti kunyit, kencur dan lain
sebagainya.
Di tengah ramainya penjual jamu instant yang membuat dengan cara
di blander, jamunya ditambah dengan gula biang dll. Penjual jamu ini berkembang
dengan caranya sendiri. Seolah tak mau ikut-ikutan meramaikan perkembangan
jaman, jamunya masih diolah dengan cara traditional. Dia membuatnya tidak pakai
gula biang --saya sering menemui beberapa penjual yang rasa jamunya sudah
bercampur gula biang--, yang membuat tenggorokan saya tida nyaman. Keaslian
jamu buatan Ibu itu yang membuat ia bertahan sekian lama menjadi penjual jamu
yang dicintai pelanggannya.
Selain itu ada hal unik lainnya. Dia masih mengenakan pakaian
penjual jamu jaman dulu. Masih dengan sarung (yang biasa dikenakan wanita, saya
lupa namanya), kebaya dan rambut disanggul. Mungkin kita bertanya-tanya.
Mengapa jaman sudah se-modern ini masih ada yang menggunakan pakaian seperti
itu? Apa nggak ribet? Buat dia itu sudah jadi kebiasaan, jadi susah diubah.
Semacam seragam untuk kerja. Tapi jika di rumah pakaiannya seperti biasa.
Ada lagi yang unik, sama seperti Bapak penjual roti yang saya
temui kemarinnya, keramahan dan kebaikannya Ibu ini tidak berubah. Namun ada
yang berbeda dengan Bapak kemarin. Ibu penjual jamu ini masih tampak muda di
usianya yang kurang lebih sudah menginjak 50 tahun. Di usia yang tidak muda
lagi ia masih mencari nafkah untuk keluarga, entah suaminya masih ada atau
tidak saya tidak tahu pastinya. Dia punya rumah sendiri di kampung. Di Jakarta
dia mengontrak. Perjalanan mengajarkan banyak hal. Yang konsisten yang akan
berhasil. Sekecil apapun yang dilakukan, akan berbuah.
Apa rahasia awet muda dia? silakan
tanyakan sendiri padanya. Hehehe
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)