Sudah
tiga minggu ini ibu cukup menikmati aktivitas barunya walau kadang lelah
menghampiri. namun, tetap semangat menjalaninya. ya semenjak ibu therapy di
sebuah tempat di warakas, pengobatan dengan metode kasur hangat entahlah apa
namanya, yang jelas disana sebelum terapi semua berkumpul bernyanyi-nyanyi,
bersuka-cita di bimbing para instruktur nya. Terapi ini gratis tanpa di pungut
biaya sepeserpun. yang terpenting harus sabar menunggu, karna yang banyak yang therapy dari
berbagai penjuru Jakarta utara maupun Jakarta lain.
Satu
kloter yang masuk 25 orang untuk langsung therapy di lantai atas gedung yang tidak
terlalu besar, di ruangan atas tersedia matras sebanyak 25buah untuk di
pergunakan, 1hari bisa sampai 8 kloter artinya ada 400 orang yang hadir disana.
Dua
minggu pertama beliau pergi bareng adik saya yang di anter bapak ke sekolah, berangkat
bertiga, Jadi jam 6 pagi sudah berangkat. Seminggu ini berubah beliau berangkat
jam 5 lewat setelah sholat subuh dan setelah menyiapkan sarapan untuk adik untuk
sekolah dan keluarga di rumah. Beliau berangkat naik angkot sekarang setiap
pagi. Karna usai sholat subuh bapak sudah kepasar belanja kue-kue untuk di jual
di warung setiap paginya, dan saya membuka warung dan membereskannya usai
sholat subuh.
Ini
bukan pertama kalinya ibu terapi, sudah banyak tempat yang ibu kunjungi. "Manusia
hanya bisa berikhtiar Allah yang memberi kesembuhan”. Kadang beliau lelah
menghadapi penyakitnya namun terus berupaya kuat melawannya.
“Sakit
tampak tidak mengenakan. Akan tetapi, di balik semua itu ada beraneka ragam
kebaikan selama seseorang membungkus sakitnya dengan keimanan, kesabaran dan
ketakwaan” – Allah Maha Menyembuhkan Maka Engkau Gampang Sehat dan Sembuh
Penyakit
beliau sudah komplikasi jadi kadang sulit mengobatinya. Di obati yang satu,
yang satunya lagi sakit dst, Semua saling berhubungan. Rumah sakit tak pernah
jelas hasilnya, di satu rumah sakit di jelaskan beliau terkena penyempitan
jangtung yang sempat membuat beliau drop hingga berat badanya turun drastis memikirkan
itu. Selang beberapa bulan dari hasil rumah sakit dati keluar ibu di ajak Ua ke
salah satu rumah sakit besar di daerah Jakarta barat dan hasilnya ibu tak punya
penyempitan jantung. Kondisi ibu mulai mebaik dan berat badannya mulai kembali
namun rasa sakitnya tetap hadir kadang-kadang.
Jam
10 tiba, biasanya ibu menelpon ke rumah kasih kabar kalau therapy nya sudah di
mulai, dan bapak bergegas menjemputnya, perjalanan sekitar 30 menit, kenapa ga
pulang sendiri? karna utara akhir-akhir ini selalu di landa kemacetan luar
biasa. Entahlah jalanan semakin berantakan.
Ibu
selalu menceritakan apa yang ia dapat sepulang dari theraphy, rasa syukurnya,
kebahagiaannya, dan apa yang terjadi di sana. Saya selalu menemukan semangat
dalam lelah yang hadir dari beliau. Sepulang dari therapy biasanya ibu mulai
membereskan sayuran dan lauk-pauk yang akan di masak. Beliau kadang masih sempat masak untuk makan
kami sekeluarga.
Alhamdulillah
ibu merasa mendingan setelah melakukannya selama tiga minggu ini, lehernya yang
masih ada tonjolan gondok yang tak di ambil saat operasi dulu sudah jarang
sakit, dadanya yang sering sakit pun sudah mulai membaik. Harapan dan doa
terbaik saya untuk ibu semoga Allah selalu di berikan kesehatan, Allah sembuhkan penyakitnya,
dan Allah selalu dalam lindungi ibu di setiap langkah, Aamiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)