Selama bekerja,ia hanya
bisa jaga dan penuhi 2 kebutuhan pertama saja, Dan 3 lainnya terabaikan, Kalo
merujuk pada usia nabi yg 60an, sekarang usia ia 30 berarti udah setengahnya. Ia rasa sudah saatnya untuk menyeimbangkan dan membayar hutangnya untuk 3
kebutuhan lainnya yang selama ini terabaikan.
Kebutuhan pribadi (personal need) mencakup kesehatan, fun, pengembangan diri dll. Selama bekerja terjamin deh, kesehatan ada full
covered asuransi, pengembangan diri mantep dah, ada training terus dari kantor
kadang dari luar juga, Fun apalagi ini tapi
lebih ke duniawi ya.
Materi: gaji di perusahaan ia itu termasuk yang
paling tinggi di perusahaan sejenis perusahaan tempat ia bekerja, Pendapatan pertahun ia kurang lebih 170juta diluar
tunjangan uang luar kota. Karir: lumayan lah, supervisor area Marketing, pegang
trade untuk Kalimantan barat.
Tapi ya itu aja cuma kebutuhan no 1 dan 2 Keluarga, spiritual, lingkungan terabaikan, Ibadah sekedarnya, Liburan ga pernah, kecuali pulang kampung, Istri
terabaikan, hampir tiap hari pulang malam. sabtu masuk, minggu kadang ada event,
lupa deh sama kebutuhan yang 3 itu karna ia enjoy, padahal semu. Sampe suatu hari tersadarkan bahwa hidup bukan hanya untuk
pribadi dan materi.
Istrinya mulai mencemaskan ia yang ibadahnya gitu-gitu aja, ga pernah telpon orang tua apalagi mertua,
gak peduli sama lingkungan dan tidak berjiwa social, Lama-lama istri juga
protes kalo hari malem iasaya ada kerjaan.
Terus suatu hari ia mergokin istrinya sedang solat malem-malam terus nangis. Menurutnya ternyata
kehidupan pernikahan tidak seperti apa yang dia bayangkan selama ini. seperti disamber gledek, selama ini ga pernah berantem,
ternyata istri nyimpen kesedihan yang dalam. Ia peluk istrinya sambil
berjanji, semua akan berubah.
Istrinya bertanya "kapan?" Saya bilang mulai dari
sekarang! Mulai deh dikit-dikit nyicil
hutang-hutang saya sama kebutuhan yang 3 tadi yang selama ini terlantar.
Mulai perhatiin istri, telpon orang tua, nyapa
tetangga, ikut kegiatan sosial dll
Tapi ternyata jalan ga
mulus, tuntutan pekerjaan membuat saya hilang focus, Mulai sering keluar kota,
pergi senin pulang hari sabtu, Banyak meeting ampe malem. kadang ga bisa
diprediksi, Kadang udah janji mau makan di rumah, istri udah masak spesial,
ternyata pulang diatas jam 10 malam
Istri ia awal nikah ga bisa masak. Tapi sering
baca-baca, coba-coba, sekarang jago deh, Karena keseringan ditinggal mungkin,
Pelampiasannya belajar masak. Atas masukan dari istrinya mengenai
sedekah mulai 'memaksakan' untuk perhatikan Kebutuhan nomor 3. Kebutuhan
spriritual, ini urutannya bukan mencerminkan prioritas acak aja. Tidak hanya yang
bersifat ibadah real, tapi juga hubungan keintiman kita dengan Tuhan. Benar-benar
menggantungkan diri kepada Allah saja, Bersyukur, meminta, curhat, minta ampun,
minta tolong hanya kepada Allah.
Ini yang agak berat, Membangun keintiman dengan
tuhan, bukan hanya sholat atau ngaji, Tapi di setiap gerak kita. Akhirnya dengan dorongan istri mulailah cari-cari
artikel tentang agama, cari ustadz juga untuk konsultasi langsung mencari
Tuhan.
Pilar ke 4 adalah Keluarga, Dalam posisi saya
adalah istri dan ortu, Tanpa ia sadari ternyata istri nya telah iasaya
terlantarkan, (semoga Allah mengampuni). Ia merasa uang yang ia berikan
sudah lebih dari cukup, Memang selalu snyisa banyak sih, Ternyata pikiran ia terlalu sempit, Kebutuhan istri bukan hanya uang!!
Berbulan-bulan iasaya ga pernah telpon orang tua,
Sampe suatu hari dapat kabar dari istrinya kalau papa sakit, Karna lagi di luar kota jadi
ga terlalu nanggepin, cuma titip salam semoga lekas sembuh, Beberapa hari
kemudian baru tau papa masuk Rumah Sakit dan harus masuk di operasi di pembuluh
menuju jantung karna ada kebocoran.
Ia telpon mamanya, dan mamanya menangis karna kondisi
papa dan ia yang ga pernah telpon ngasih kabar, Papa sempet ngomong di telpon,
kangen sama anak-anaknya, Papa saya seumur hidup ga pernah masuk Rumah Sakit.
Tapi apa daya, kerjaan lagi sibuk-sibuknya, Mau
regional meeting dan training.
Istrinya protes dan
minta pulang buat jenguk papa, Akhirnya sebelum meeting, ia dan istri
sempatkan ke Rumah Sakit. Papa memeluknya, Mama nangis terus. Ia merasa
bersalah. Operasi 2 hari lagi, Hari itu papa terlihat sehat, dan banyak cerita
tentang segala hal.
Besoknya ia berangkat ke Banjarmasin buat
meeting. Dan dapet kabar papa ga jadi operasi, tiba-tiba tekanan darah normal,
saluran ke jantung juga sembuh. Karena dokter ga percaya akhirnya di CT scan
full, Ternyata memang hilang. Dokter
saranin untuk rawat jalan aja pake suplement tambahan, dan papa Sembuh sampe
sekarang. KuasaNya ga pernah ada yang tau.
Dua saudaranya juga
protes karna ia ga pernah telpon orang tua, Akhirnya mulai lg membangun
komunikasi dengan orang tua. Sekarang udah mulai akrab lagi, Sama juga istri makin
mesra.
Pilar ke 5. Sosial (
lingkungan) Berbagi atau memberi. Give more and more then you will get more and
more
Sekarang ia terus belajar
mengatur pembagian waktu untuk 5 pilar biar seimbang. Kita ga bisa hanya fokus
di sebagian pilar, karena pilar yang lain akan rubuh apabila di terlantarkan.
*Urutan pilar bukan
menentukan prioritas ini mengalir aja
Cerita teman
Sumber Gambar: Google
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)