Rabu, 19 Maret 2014

Tergantung Lucu

Saat kepenantan mulai menghantui, biasanya saya memutuskan untuk jalan-jalan. Entah itu hanya keliling daerah saya atau pergi ke sebuah acara. Dan akhirnya saya memutuskan untuk pergi ke Jakarta Book Fair, niatnya murni jalan-jalan tidak ada satu pun keinginan untuk membeli buku, tapi percayalah, akhirnya niat saya pun runtuh dan membeli kumpulan cerpen kompas yang berisi lima buku. Diskon buku sungguh sangat menggiurkan daripada diskon baju atau barang lainnya. 

Di sana saya menonton talkshow-nya Pidi Baiq, sebelumnya saya hanya tahu beliau dari tweet-tweetnya saja yang isinya menjawab pertanyaan-pertanyaan followersnya, kadang lucu, bijak dan nggak jelas.

Logatnya seperti orang batak tetangga saya, tapi ternyata beliau orang bandung. Ah betapa suara bisa menipu. Talkshow-nya seru dan tidak membosankan, celoteh-celoteh yang keluar dari mulutnya lucu namun berisi dan memotivasi. Canda-candaanya menyindir dan cerdas, tidak seperti lawak-lawakan di TV yang menyakiti hati. Menjelek-jelekan kekurangan orang lain.


Dari sana saya menyimpulkan bahwa, bisa kok membuat orang tertawa tanpa harus mencela. Tinggal bagaimana kita berpikir untuk menciptakannya. Sebab seperti yang kita tahu, membuat orang tertawa bukanlah pekerjaan yang mudah. Kalau bijak mungkin kita bisa dengan mudah membuatnya. Tapi tertawa, setiap orang punya selera humor yang berbeda. Saya bisa tertawa, belum tentu yang lain juga akan ikut tertawa. Jadi tertawa adalah tentang bagaimana seseorang menganggap sesuatu itu menjadi lucu dan tak bisa memaksakan orang lain untuk tertawa bersama.

Kata pidi baiq;

Hidup adalah senda gurau. Yang membuatmu serius itu sekolah.

Sebagai lelaki, jika menemui wanita, jangan tunjukkan kamu mencintainya. Tapi tunjukkan kamu orang yang menyenangkan. Jadi ketika kamu tak ada, dia merindukanmu.

Bukan kamu yang harus memperkenalkan dirimu, tapi karyamu. Tunjukkan kualitas dirimu dari kata-kata, perbuatan & berkarya.

Cinta itu indah, yang menyedihkan itu oknumnya. Salah pilih pasangan, ya salah pilih oknum.

Tidak ada manusia yang baik. Yang ada manusia yang berusaha baik.

Kata-kata beliau di atas lebih tepatnya bijak ya? Tapi cara ia menyampaikan lucu. Coba saja dengarkan ia berbicara. Kalau saya disuruh melucu, sungguh saya tak bisa, apalagi disuruh berbicara di depan orang banyak. Namun kalau disuruh menulis cerita lucu, saya akan mencoba. Sebab tangan saya yang berbicara, bukan mulut. Heuheu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)