Sabtu, 01 Maret 2014

Obstruen Dua Perasaan

kau  pernah bertanya apa bedanya kita
ketika satu sama lain saling merindu.
tak ada bedanya.
kita sama-sama keras kepala
ingin bertemu
namun terhalang waktu.

kita sama-sama ingin bertemu.
tapi semua hanya semu
kita enggan mengakui kalau
sama-sama rindu

alasan kita memang sama
tak punya keberanian sekuat ksatria.
kita hanya butuh sedikit kekuatan
untuk saling melepaskan

percaya atau tidak cinta mengubah semua.
kau yang pengecut bisa tampil jadi pemberani.
aku yang pendiam berubah jadi orang yang banyak bicara.
kau tahu, semua karena cinta.
tapi aku tak menyalahkannya.
sebab sesuatu hal baik tak perlu dipersalahkan.

kita ada karena sekumpulan doa.
yang menyatukan diri untuk kita
tanpa perlu diminta.
tapi kau tahu, sombong sekali rasa
jika tak pernah berdoa
sedangkan pemberi segalanya
selalu berbaik hati pada kita.

kita adalah dua kota yang terpisah
sungai dan jalan besar.
perahu dan sampan yang bisa
membawa kita bertemu.
meramu waktu untuk saling
membaur dan menjadi satu.

perkara aku dan kamu yang belum bersatu
semua selalu jadi pemicu.
tapi kau tak perlu takut.
esok saat matahari terbit aku akan datang.
membawa segenggam cinta,
harapan dan sedikit seserahan.
meminta izin pada orang tuamu
agar engkau menjadi istriku.
cinta memang bukan perkara
keberanian melawan waktu.
bukan pula aku dan kamu
yang terpisah waktu

aku percaya itu.
dan saat itu pula kita bersatu
membangun rumah dari batu pertama
hingga jadi tangga.

sendiri kita tak jadi apa-apa.
bersama kita bisa bahagia.
meski luka, kecewa dan sedih mewarnai dunia.
namun kita percaya ada dunia yang indah
jika perbedaan bisa saling melengkapi
tanpa perlu menghakimi.



Stasiun Lempuyangan, 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)