Minggu, 19 Januari 2014

Sadgenic


Judul Buku: Sadgenic
Penulis: Rahne Putri
Penerbit: Kurniaesa
Cetakan Ke-1: Mei, 2012
Tebal: 220 halaman

Jika semua doa kita di kabulkan Tuhan, apakah kita sudah siap?''

"Bagaimana jika doaku kusimpulkan pada layang-layang, lalu kubiarkan dia terbang mengawang-awang. Kemana ia akan jatuh?"

Sadgenic ini merupakan kanvas. Didalamnya di penuhi dengan limpahan tanda tanya menjejaki kepala, tentang mengapa, kenapa, dan bagaimana. Dihiasi dengan semburat malu-malu karena kabut merah muda dari rasa suka dan bahagia. Juga beberapa warna yang merupakan titisan genangan air yang meluapi hati dan mata.


Terdiri dari potongan cerita pendek dan tulisan singkat yang terkumpul di halaman maya dari sudut pandang Rahne Putri yang mungkin juga mewakili beberapa mata lainnya di luar sana. Setelah beberapa tahun mengeram di Sadgenic Blog kemudian menetas manjadi sebuah buku.

Kover
Sederhana, ilustrasinya menarik.

Layout
Rapi, namun kurang bagus. Tak ada yang baru, konsepnya masih sama dengan buku Hidup Berawal Dari Mimpi yang masih satu penerbit, ada foto-foto yang menggambarkan beberapa isi.

Judul
Dari judul pasti menebak kalau isinya kesedihan. Tapi isinya tak semua kesedihan.

Tanda Baca, Penulisan Kata, dan Ejaan.
Selama membaca saya tidak mendapatkan kesalahan. Cukup rapi.

Isi
Sebenarnya saya tak begitu suka dengan hal-hal yang romantis mendayu-dayu, atau lemah. Awal juga tidak berniat membelinya, apalagi dari warna, judul, gambar dan semacamnya terkesan “cewek banget”, tapi karena penasaran dan ramai diperbincangkan, akhirnya saya membelinya. Awalnya saya kira novel, ternyata kumpulan sajak dan cerita.

Penulis mampu merangkai kata dengan sangat baik, meramunya menjadi sajak-sajak yang romantis, dan asyik. Saya yang tak begitu suka bacaan romantis pun ikut terbawa suasana, sehingga senang membacanya. Hanya saja konsep cerita digabung dengan puisi seperti ini kurang pas, andai hanya kumpulan sajak, pasti lebih baik. Ada satu sajak yang melekat dalam ingatan saya sampai sekarang meski saya sudah berjalan, bahkan berlari sangat jauh meninggalkan buku ini dengan membaca puluhun buku lain. Yang ini:


“Nanti akan ada saatnya, namaku dan namamu, akan tercetak di lembaran yang sama dan akan berbaris dengan kata kata, “Yang Berbahagia”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)