Plagiarisme, Terinspirasi atau Apa?

Bulan lalu di twitter sedang ramai-ramainya soal kemiripan sebuah cerpen seorang penulis (Cerpennya terpilih untuk dibukukan dengan penulis-penulis lainnya) dengan sebuah karya penulis senior (kebetulan ada salah satu karya penulis senior ini yang ikut di bukukan dengan cerpen yang diduga mirip dengan cerpen dia. Namun yang masuk bukanlah cerpen yang di permasalahkan karna kemiripannya) yang sudah malang melintang di dunia tulis menulis.  

Seorang pembaca yang juga penulis, menemukan kemiripan yang teramat-sangat di  cerpen penulis di atas dengan cerpen karya penulis senior yang sudah terlebih dadulu terbit di media masa.

“Dari segi ide, sungguh serupa.” Tulis pembaca tersebut di akun twitter-nya.

Tapi ketika penerbit menanyakan perihal kemiripan tersebut kepada penulisnya. Dia mengungkapkan, bahwa dia tidak merasa pernah membaca cerpen karya penulis senior yang di bilang mirip tersebut. Saya jadi kepikiran tentang flash fiction yang saya buat dengan flash fiction teman saya yang menurut sebagian orang ada kemiripan.

Flash fiction itu dibuat karna ada proyek bulanan, yaitu satu bulan satu karya. Dari sekelompok teman-teman grup whatsapp yang saya ikuti. Saat itu, saya minta tolong teman saya untuk mem-posting flash fiction saya ke grup facebook, tempat kami menyetor karya untuk dikomentari bareng-bareng. Karena pada waktu itu saya belum sempat online lewat PC atau laptop. Dia orang pertama yang kaget karena merasa cerita miliknya mirip dengan cerita saya.

Tema yang sama-sama kita sepakati adalah “perjalanan”. Namun entah siapa yang saling mempengaruhi atau ada inspirasi yang datang sama kami sama-sama bercerita tentang “waktu”.

Ini flash fiction (Entahlah, seperti ini kah flash fiction? Jika salah mohon dimaafkan, saya hanya pemula yang sedang belajar untuk mengenal dan membuat berbagai macam karya fiksi) saya: Waktu Itu Siapa? >>> http://www.djamall.com/2013/06/waktu-itu-siapa.html | Flash fiction saya: Perjalanan >>> http://bermetamorfosis.blogspot.com/2013/06/ff-perjalanan.html

Kalau dari segi ide cerita, secara garis besar menurut sebagian orang “mirip”.  Hanya saja cara penyampaian, latar tempat, dan bertutur kata saja berbeda. Saya jadi bertanya-tanya apakah yang seperti ini bisa dibilang plagiat? Terinspirasi? Tak sengaja meniru?

Dalam proses penulisan  flash fiction itu, tidak pernah ada interaksi antara saya dengan teman saya. Tapi kenapa bisa mirip? Nah, saya juga tidak tahu. Proses menulis hanya beda beberapa hari.  Lebih dulu teman saya tiga hari, setelah dia menulis, saya baru menulis. Saya belum pernah membaca cerita dia dan dia pun belum pernah membaca cerita saya sebelumnya. Tidak ada yang terinspirasi, plagiat atau meniru.

Mungkin benar  di dunia ini tidak pernah ada ide yang benar-benar original, yang ada hanya daur ulang dan pengulangan-pengulangan yang sudah pernah ada. Jikalaupun benar-benar ada yang original suatu saat pasti ada yang mengulang atau mendaur ulangnya.

Pasti ada saja oknum menjiplak dan mengakui sebuah karya menjadi karyanya sendiri, menambahkan karya orang ke dalam karyanya tanpa mencantumkan sumbernya atau ada yang terinspirasi tapi enggan mengakuinya, malu, merasa takut dianggap tidak kreatif dan lain sebagainya. Padahal tidak seperti itu. Ya, masing-masing punya jalan pikiran yang berbeda-beda.

Jadi sebenarnya yang di maksud plagiat itu sendiri seperti apa?

Menurut Wikipedia; Plagiarisme atau sering disebut plagiat adalah penjiplakan atau pengambilan karangan, pendapat, dan sebagainya dari orang lain dan menjadikannya seolah karangan dan pendapat sendiri.

Saya pun tidak tahu untuk kasus kemiripan ini masuk dalam ranah mana.  Yang pasti saya akan terus belajar lagi sampai waktu berhenti. Saat diri semakin merasa paling pintar, saya akan mulai membaca buku dan tersadarkan kembali bahwa pengetahuan saya masih sangat minim, tak pantas menyombongkan diri dengan menganggap diri paling pintar.

Jangan pernah takut berkarya, tanpa karya kita bukan apa-apa.