Dari lahir hingga waktu manusia habis (mati), makanan adalah kebutuhan yang wajib dipenuhi dalam hidup. Tanpa makan, mungkin kita tidak dapat melangsungkan hidup. Minum saja tidak cukup tapi kita butuh makan. Banyak orang mati karna kelaparan, banyak juga yang tidak dapat makan karna biaya hidup yang semakin tinngi. Namun ada juga anak-anak yang susah makan sehingga harus didorong vitamin. Remaja, orang dewasa maupun orang tua yang tak mau makan kalau jika tidak menyukainya atau tidak nafsu alasannya. Yang pasti masing-masing individu mempunyai pilihan yang bisa membawa kepada hal-hal yang diinginkan.
Kita semua pasti punya makanan favorite atau makanan kesukaan. Termasuk saya yang menyukai nasi goreng. Tapi kalau di tanya makanan paling enak di dunia ini apa si? Saya bisa memastikan makanan itu bukan makanan buatan master chef indonesia maupun dunia, tapi makanan yang di buat oleh ibu saya sendiri. Ya seenak apapun makanan di luar, makanan rumah selalu jauh lebih enak. Sebanyak apapun orang menyukai makanan di hotel, resto atau kaki-lima sekalipun, tetap juaranya masakan ibu saya.
![]() |
Nasi Goreng |
Banyak perubahan yang saya alami dari kecil sampai saat ini, dulu saya anti dengan sayur dan buah tapi semenjak empat bulan yang lalu saya mencoba menelan apapun jenis sayur dan buahnya. Sayur asem, sayur lodeh dan sayur-sayur lainnya hampir semua jenis sayur dulu tidak saya sukai. Paling hanya bayam, kangkung saja, itupun tidak banyak. Ada sayur yang sering saya bilang sayur sampah, karna isinya adalah campuran macam-macam jenis sayur haha.
Ternyata, ga seperti dugaan waktu saya kecil, bahwa sayur dan buah itu tidak enak. Ya memang di awal agak berat ketika mencoba melahap dan berusaha menyukai semua itu tapi demi kesehatan tak apalah. Namun semua berubah, ketika sudah dijalani berhari-hari bahkan berbulan-bulan malah jadi biasa saja, sama dengan makan daging atau apapun yang dulu saya sukai. Bedanya saat mengkonsumsi sayur badan jadi seger beda ketika saya makan daging, kepala sering pusing. Tapi memang apapun yang berlebilan itu tidak baik.
Waktu kecil pasti banyak yang makannya di suapi. Ya saya juga. Dan ketika beranjak remaja saya selalu bertanya-tanya pada diri sendiri. Kenapa ketika makan disuapi ibu pakai tangan selalu lebih enak ketimbang makan sendiri pakai tangan (Maksudnya gak pakai sendok)? Sampai kadang suka ikut nimbrung kalau adik lagi disuapin. Bukan karena “Enaklah tinggal mangap. Kalau sendiri, kan tangannya juga ikut bekerja”. Jawaban itu sudah sering terlintas, tapi maksudnya di sini adalah soal rasa. Biar makanannya satu penggorengan, tapi akan beda rasanya ketika ibu yang menyuapi.
Masak telor dadar atau telor ceplok sangat mudah. Saya rasa banyak orang yang bisa melakukannya, walau mungkin ada juga yang ga bisa hehe. Kalau kepepet ga ada lauk, telorlah penyelamat di saat perut lapar dan malas beli keluar. Karna telor dan mie ada di rumah yang sekaligus warung, jadi tinggal comot. Seperti ritual makan telor yang biasa saya lakukan, nasi putih atau merah selalu saya taburi kecap manis kalau lagi ga ada sayur, dan itu rasanya biasa aja. Nah, bakal beda lagi kalau yang masak ibu dan saya tinggal makan. Rasanya jauh lebih enak. Apa si rahasianya? Mungkin kalau saya yang buat hanya sebatas untuk melepas rasa lapar. Kalau ibu, ia membuatnya bukan hanya untuk melepas rasa lapar anaknya tapi juga karna rasa cinta pada anaknya. Jadi selain di gorengnya pakai minyak, ternyata ibu juga pakai hati dan juga cinta.
Saya sering dengar pertanyaan orang seperti ini “Kenapa kalau makan mie instant di warung pinggir jalan lebih enak ketimbang masak sendiri?”
Lalu ada yang menjawab. "Karna ga perlu capek-capek masak."
Dijawab lagi. “Salah, karna keringet penjualnya kecampur di air rebusan mie. Hahaha”
Waktu saya terus menerus menolak makan sayur dan makanan-makanan lain yang dari melihat saja, saya sudah tidak suka. Ibu pernah bilang “Jangan pernah bilang gak suka kalau belum pernah mencoba.” Sama halnya "jangan pernah bilang gagal kalau belum pernah mencoba."
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)