Sabtu, 06 Juli 2013

Tips membuat ending ala James V. Smith Jr.


Akhir yang ‘nendang’? Itu sih mimpinya semua penulis. Pengennya membuat pembaca terpesona dan menutup buku dengan perasaan puas—kayak habis makan dan sekarang menepuk-nepuk perutnya yang kekenyangan. Tapi persisnya GIMANA SIH CARANYA bikin akhir novel yang nendang ini?

Bersyukurlah, Sodara-sodara. Hari ini aku menemukan tip membuat ending James V. Smith Jr.  di e-mail-ku. Saat membacanya, aku ngerasa ‘WOW! Harus dibagiin ke anak-anak di FB nih!’. Itulah behind the scene-nya Notes hari ini.

 ANGAN MEMPERKENALKAN KARAKTER BARU ATAU SUB PLOT BARU. Seperempat terakhir novel harusnya merupakan proses penyelesaian konflik yang sudah dimulai di awal. Karakter baru atau sub plot hanya akan merusak semua kerja keras yang kamu lakukan berhalaman-halaman sebelumnya.
 
JANGAN BERPANJANG-PANJANG DI DESKRIPSI, MEMBUAT PERENUNGAN, PENJELASAN, APALAGI—EW—BERFILOSOFI SEGALA. Kamu sudah bisa pelan-pelan mengurangi deskripsimu, perbanyak ‘action’ dan konflik di setiap adegan yang kamu buat. Semua usaha kamu memanaskan kompor cerita sudah kamu lakukan dengan baik di awal dan pertengahan cerita. Saatnya membakar konflik itu sampai matang!


JANGAN SALAH MEMBEDAKAN ‘OH WOW!’ KAGET TERPESONA DAN ‘OH WOW!’ KAGET MAU STROKE. Penulis pemula punya kecenderungan dibebani ambisinya sendiri, ingin membuat ending yang nggak terduga. Persoalannya, seringnya usaha ini malah menodai kualitas novelnya sendiri. Pembaca menyenangi detail-detail remeh di awal cerita ternyata menjadi penentu di bagian akhir. Atau, satu per satu hal yang dibuat samar di awal dibuka satu per satu di ending. Pembaca menyenangi ending seperti kado Natal di bawah pohon cemara, bukan jenis kejutan seperti tabrakan mendadak dari belakang mobil.

BUAT PEMBACAMU TERJEBAK DALAM ‘JERAT PESONA’ PLOT CERITAMU. Pujian terbaik seorang penulis adalah saat pembaca novelnya nggak bisa berhenti membaca bahkan demi alasan tidur, bekerja, atau malah pergi ke kamar mandi sekali pun. Intense, Darling, that’s the key.

SELESAIKAN KONFLIK UTAMANYA. Bahkan ini juga berlaku bagi novel dengan ending yang sedih. Bayangkan kamu sedang menonton film romantis tentang cinta segitiga yang berakhir ‘tragis’: ketiganya mati karena kesambar petir. Ending juga sih itu namanya, tapi bukan solusi buat konflik plot cinta segitiga yang mereka alami.

PASTIKAN TOKOHMU MELAKUKAN HAL YANG BENAR. Nggak peduli berapa banyak kesalahan yang sudah dia lakukan, karakter utama—dan pembacamu—harus sama-sama sadar kalau dia sudah melakukan hal yang benar.

‘JAWAB’ SEMUA PERTANYAAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN KONFLIKMU. Tugas kamu sebagai penulis adalah menjaga setiap logika ceritamu supaya nggak menghadirkan pertanyaan-pertanyaan ganggu di benak pembaca. Kalau ini belum tercapai, sebaiknya kamu coba lihat lagi plot ceritamu dan cari tahu di mana letak masalahnya.

NGGAK ADA SALAHNYA MENCOBA TRIK “CERMIN”. Untuk memberi kesan pada pembaca kalau konflik novelmu sudah diselesaikan dengan baik, kamu bisa melakukan trik cermin ini: apa yang kamu bahas di awal cerita kamu bahas lagi di akhir—disertai penjelasan mengenai ending novel yang kamu buat.
Contoh sederhananya: Rain Affair karya Clara Canceriana.

PROLOG: Tik… tik… tik…. Kalau hujan tidak turun hari itu…, apa mungkin pertemuan ini akan terjadi?
EPILOG: Nath, kalau waktu itu nggak hujan, apa kamu akan menikah denganku?

JANGAN MENGUBAH VOICE & TONE. Sebuah ending akan berkesan dipaksakan jika narator tiba-tiba mengubah gaya bahasa dan pilihan katanya yang sejam ratusan halaman sebelumnya sudah sangat akrab dengan pembacanya.

AGAIN, HATI-HATI DENGAN MISI MEMBUAT ENDING ‘TAK TERDUGA’. Membuat ending yang nggak diharapkan pembaca hanya akan membuat mereka merasa ditipu. Sebuah ending dirasa layak jika memang tidak jauh-jauh dari ekspektasi pembaca. Berikan kesan positif ke mereka—jangan sebaliknya. Jangan membuat mereka merasa kamu adalah penulis yang kehilangan kontrol akan ceritanya dan dengan desperate-nya mencoba membuat pembaca terkesan dengan ending yang penuh gimmick. That’s a no-no, Darl.




 Kiat Menulis by Christian Simamora

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)