thanks to Asrina Maharani, ini dia 25 tips menulis romance yang pernah aku bagikan sebagai status di akun FB-ku:
menulis
romance #1: adegan bicara dalam hati (interior dialogue) kadang
diperlukan untuk menggambarkan keadaan emosional tokoh. Tapi kalo
terus-terusan... kok nggak lucu ya? Dan hindari terus-terusan membuat
si karakter mengeluhkan hal yang sama. Ini akan membuat pembaca gemes
sekaligus bosan.
menulis romance #2: hati-hati
saat menulis adegan sensual. Bukannya membuat pembaca terlena, malah
bikin ilfil dan jijik. Dan berhubung kita berada di Indonesia, just so
you know, adegan sensual yang kelewat x-rated (kayak yang beberapa
kali pernah saya temukan di antara tumpukan naskah masuk) malah
menjadi poin minus naskah itu sendiri.
menulis
romance #3: dialog yang baik mampu membawa pembaca ke 'sequence' baru
sebuah cerita, memberi informasi, atau memperkaya pengetahuan pembaca
akan karakter tersebut. Tapi dialog itu bisa jadi tak memberi ketiga
manfaat tadi...kalau caramu menuliskannya witty dan terbukti bisa
membuat pembaca terhibur.
menulis romance #4:
dialog bisa digunakan untuk memperlihatkan emosi karakter. saat marah,
karakter berbicara dengan kalimat singkat dan ketus. sebaliknya,
kalau karakternya sangat sopan, saat marah kalimatnya justru
panjang-panjang dan cenderung menyembunyikan emosi sebenarnya.
menulis
romance #5: hati-hati menggunakan dialek. pertama, membaca novel
romantis yang sedikit-sedikit harus melirik catatan kaki bisa dibilang
mengganggu lho. plus, karena tidak familier, pembaca bisa merasa
'tersandung-sandung' saat membaca kalimat dari bahasa daerah yang
kental. solusi: keluarkan sesekali aja, sekad...ar memberi 'bumbu' pada
cerita.
menulis romance #6: 'opposite
attraction' berlaku dalam urusan perjodohan karakter cewek dan cowok
di romance. pasangkan cowok tipe alpha dengan karakter yang lugu dan
inferior. pasangkan si cewek judes dengan cowok kalem. use your
imagination, dear!
menulis romance #7: nobody's
perfect, 'kay? jadi aturan pertama menulis romance (atau genre mana
pun deh): JANGAN PERNAH MEMBUAT TOKOH SERBA SEMPURNA. Yang kayak gitu
gak akan pernah ada di bumi manusia ini *lebay*. Udah gitu, hoahm,
membosankan. Pembaca juga sulit relate sama tokoh yang nggak ada
cacatnya sama sekali.
menulis romance #8: tes
dialog yang kamu buat dengan membacanya keras-keras. Lalu, nilai
sendiri deh, apa kedengaran janggal, terlalu panjang, dsb. Atau,
apakah orang dengan karakter seperti yang kamu buat bakal bicara
begitu? Jujur lho ya. Penulis narsis dan suka menyangkal diri pasti
sulit tuh disuruh mengakui kesalahannya sendiri kayak gini.
menulis
romance #9: daripada menulis 'si A ganteng', kenapa nggak diubah aja
menjadi 'wajah indo A dan rahangnya yang tegas adalah hal pertama yang
membuatku terpesona. Kemeja kotak-kotak itu membungkus tubuh
atletisnya dengan sempurna. Bla, bla, bla.' Pokoknya deskripsikan aja
kata sifat yang pengen kamu labelkan ke si karakter. Jadinya keren
lho!
menulis roman #10: khususnya buat penulis
yang pengen bikin novel komedi romantis. Pikirkan hal-hal lucu atau
'one liner' yang memang berdasarkan karakter tokoh. jangan terlalu
fokus membuat situasinya lucu karena biasanya bakal berujung ke komedi
slapstick. (dan, fyi, dalam romance, slapstick biasanya dihindari
banget--malah, kalo bisa, diharamkan).
menulis
romance #11: saat membuat 'saingan cinta' tokoh cewek, hindari
klise-klise seperti a) orangnya jahat banget/licik berat b) agresif c)
kontras dengan tokoh utama (pola yg sering muncul: feminin vs tomboy
berat, cantik vs biasa banget, kaya vs menengah/miskin).
menulis
romance #12: pilihlah nama yang sifatnya mendukung kesan pembaca bagi
kedua karakter utamamu. nama yang maskulin buat karakter alpha male,
dan sebaliknya. sebisa mungkin hindari nama androgini. untuk fantasy
romance, sebaiknya pilih nama yang 'ramah' bagi lidah pembaca.
menulis
romance #13: 'nyawa' novel sebenarnya terletak di lima halaman
pertama. Kalo kamu berhasil memikat pembaca di lima halaman pertama,
kemungkinan besar mereka akan meneruskan membaca novelmu sampai habis.
menulis
romance #14: ending sama pentingnya dengan lima halaman awal.
pastikan ending yang kamu tawarkan memang masuk akal dan berupa solusi
dari konflik. pembaca bisa jadi mengikuti novelmu dari awal, tapi
keti...ka ending-nya mengecewakan, rasa tidak puasnya jauh lebih besar
lho!
menulis romance #15: untuk mengolah
suasana jadi lebih seksi dan sensual, sebenarnya kamu bisa bermain2
dengan pilihan kata. 'deg2an' jadi 'berdebar2' atau 'dadanya
berdesir'. use your imagination, y'all!
menulis
romance #16: bab awal menentukan keputusan pembaca mau melanjutkan
membaca novelmu atau nggak. bab akhir menentukan keputusan pembaca masih
mau membaca tulisanmu lagi di masa mendatang.
menulis
romance #17: setiap adegan sebaiknya punya kontribusi bagi plot.
libatkan 3 hal penting: adegan itu punya tujuan, ada konflik, dan
dilema. memulai setiap adegan dengan kalimat menarik (hook) dan
mengakhirinya dengan dilema akan membuat pembaca terus penasaran. btw,
trik ini dipake banget di cerbung majalah/koran. :)
menulis romance #18 - #21:
ada 4 hukum menulis dialog:
1.
(#18) sebelum menulis, kamu harusnya sudah tahu untuk apa adegan itu
harus ada di novelmu. dialog pun ditulis dengan menyesuaikan tujuan
itu.
2. (#19) dialog dan adegan harus memberi kontribusi bagi perkembangan plot. mirip kyk tips #3 dehhh... ;p
3. (#20) hindari menulis dialog dari percakapan sehari-hari karena ujung-ujungnya jadi pasti panjang banget dan bertele-tele
4.
(#21) 'dialog tag' itu perlu. Banyak-banyak membaca bisa ngasih kamu
ide untuk mencari alternatif dari sekadar 'dia berkata' atau
'katanya'.
menulis romance #22: kamu bisa bikin
banyak alasan untuk membenarkan kenapa sampai sekarang novelmu nggak
selesai. Tapi, asal tahu aja, penerbit nggak bisa menerbitkan ide dan
angan-angan. Jadi, kalau kamu pengen jadi penulis, syaratnya cuman
satu:
MENULISLAH!!!!!!
Dan berhenti nyari alasan buat menunda2.
menulis
romance #23: sebaiknya hindari menulis novel romance dari KISAH
NYATA--entah dari pengalaman sendiri atau orang lain. Kalo dari
pengalaman sendiri, terlalu personal. Kalo dari pengalaman org lain,
minta izinnya susah. Belum lagi kalo dia nggak setuju sama bbrp bagian
cerita. Ugh. Bikin semuanya fiktif kenapa sih? Dijamin tenang
lahir-batin. :)
menulis romance #24: riset sebelum
menulis membuat kepercayaan dirimu bertambah dua kali lipat. dan ini
terlihat jelas juga di tulisan. ya iyalah, hasil tulisan dari 'ngecap'
dan dari riset kan bedanya jomplang banget. :)
menulis
romance #25: pastikan kamu mengumpulkan lebih dari satu sumber
referensi. selain buat perbandingan, kamu juga bisa menemukan angle
lain dari topik yang sedang kamu cari.
Kiat Menulis by Christian Simamora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)