Menulis komedi romantis nggak segampang kedengarannya. Memang sih,
ada teknik-teknik tersendiri untuk menulis buat genre ini, tapi tetap
saja naluri melucu itu menentukan sekali. Makanya, beberapa penulis
yang—irinya...—dianugerahi kemampuan berkomedi yang oke gampang-gampang
saja membuat adegan lucu di novelnya. Sedangkan sebagian penulis lagi
kadang-kadang harus bekerja sedikit lebih keras demi membuat pembacanya
terhibur.
Tips kali ini sama sekali nggak bermaksud mengajari bagaimana caranya melucu (puh-leez, emangnya gue Jerry Seinfeld?!),
tapi justru untuk mengasah naluri kita sebagai penulis komedi romantis
supaya bisa menulis dengan lebih baik. Apa aja tuh tips-tipsnya?
PERSIAPKAN DIRIMU SEBAGAI PENULIS KOMEDI ROMANTIS
Sebelumnya, kenali dulu jenis humor yang membuatmu tertawa. Apakah kamu penyuka komedi slapstik macam Opera Van Java? Penggemar komedi situasional macam Friends? Joke dingin dan kadang sarkastis macam The Office? Atau malah komedi cerdas dan kaya one liner seperti Seinfeld?
Dengan
mengenali selera humormu, kamu pun bisa tahu sebenarnya mampu nggak
sih menulis novel komedi. Penyuka slapstik dan komedi one liner lebih
cocok untuk menulis buku komedi—say, like Raditya Dika and the gang.
Bukan berarti nggak mampu menulis komedi romantis lho, hanya saja di
genre komedi naluri melucu kamu jauh lebih optimal digunakannya. :)
SLAPSTICK: YES OR NO?
Slapstick is the lowest form of comedy.
Bukan berarti di dalam genre komedi romantis, yang seperti ini nggak
ada lho. Tapi saranku sih sebaiknya dimininalisir untuk mempertahankan ambience romantis di novel kamu.
DIALOG DAN KARAKTER
Komedi
romantis menggabungkan dialog yang mengalir dan background karakter.
Bisa dimulai dengan hal-hal yang dianggap salah oleh si karakter.
Celetukan-celetukan refleks dari si karakter bisa jadi sesuatu yang
menarik karena terjadinya pun secara mendadak. Makanya, sebagai penulis,
kamu perlu menyiapkan setup adegan yang kemungkinan besar menyebabkan
dialog intens dan lucu dari karakter dengan lawan bicaranya.
Meski
begitu, satu hal yang perlu kamu sadar adalah: ini novel komedi
romantis. Pembaca nggak meneruskan membaca novelmu untuk tertawa saja,
tetapi juga untuk menikmati plot romantis antartokohnya. Jadi, sebisa
mungkin, joke-joke yang kamu buat memang matching dengan situasi dan sebisa mungkin hindari percakapan yang OOT hanya karena pengen ada punchline joke-nya.
DOSIS KOMEDI DAN DOSIS ROMANTIS
Sebagai
penulis, harusnya kamu sadar bahwa tujuan utama novel kamu ini adalah
BERCERITA, bukan untuk membuat tertawa. Karenanya, penting untuk
menjaga keseimbangan elemen komedi dan elemen romantis ini. Misalnya,
di karakter. Karakter novel yang baik adalah karakter yang memiliki
‘nyawa’. Jadi, meskipun sehari-harinya mereka terlihat konyol pun,
tokoh-tokoh ini tetap lebih suka dianggap serius oleh sekitarnya.
Tokohmu tetap harus punya tujuan (dalam hal ini, ada hubungannya dengan
konflik utama dan plot cerita). Mereka memiliki hal-hal yang disuka dan
dibenci. Kalau si tokoh hanya dilihat pembaca dari sisi komikalnya
saja, sadar ataupun tidak pembaca akan mulai meragukan kemampuannya
sebagai tokoh yang bisa romantis—nggak peduli seberapa desperate kamu
mengatakannya di dalam novel.
ADEGAN
Pada
prakteknya, karakter komedi romantis nggak melulu harus dibuat selucu
mungkin. Siapkan setup adegan yang akan mereka alami saja. Semakin
ironis, semakin banyak kecanggungan dan line-line komedi yang bisa kamu pikirkan.
Misalnya:
tokoh A dan tokoh B nggak pernah akur. Bisa kebayang kan gimana
situasinya kalau A dan B dipaksa harus berduaan saja di satu tempat,
misalnya. Aku melakukan hal serupa di Good Fight, menjebak Jet dan Tere
di satu lift. Situasi awkward dan percakapan lucu pun bermunculan.
GIVE YOURSELF A BREAK
Menulis
komedi romantis nggak berarti kamu harus LUCU di setiap halamannya.
Kadang-kadang, membuat pembaca tersenyum kecil saja sudah cukup.
Nah, kalau kamu sendiri gimana? Seperti apa caramu membuat pembaca tertawa? :)
Kiat Menulis by Christian Simamora
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)