Kamis, 27 Desember 2012

Kenangan adalah Pelajaran


Rabu, 20 Desember 2012

Pagi ini 19 Desember 2012 adalah hari ke sekian saya mengantar adik sekolah, sebenarnya dulu juga sering namun di gantikan bapak, karna sekalian pulangnya ingin belanja. Suasana pagi memang selalu ramah. Seperti inilah udara pagi yang mulai tercemar setiap harinya namun masih sedikit berikan kesegaran. Di jalan sudah lalu-lalang berbagai macam aktivitas. Mereka yang berangkat kerja, kuliah, sekolah, atau di jalan menuju pasar yang saya lewati setiap pagi selalu ramai dan kadang sedikit macet. Karna banyak ya parkir di jalan dan pedagang yang menggelar dagangannya di trotoar atau pinggir jalan. Seperti inilah aktivitas pagi hari disini. Kota pinggiran yang jarang tersentuh pemerintah.

Adik saya sekolah di sebelah sekolah saya dulu saat menduduki bangku SMK, masih satu yayasan. Setiap melewati sebuah SD yang ramai dengan anak-anak dan banyaknya pedagang saya selalu teringat saat masih SD dahulu. Saya pernah merasakan hal yang sama seperti mereka, namun saat pagi hari saya jarang menyentuh jalan luar tempat para pedagang menjajakan dagangannya sebulm waktu istirahat tiba.

Namun banyak teman-teman yang keluar untuk jajan atau sekedar main di luar, kelar saya dulu di lantai 2 jadi males turun-turun kecuali ada hal-hal penting hehe. Selain itu uang jajan juga terbatas jadi lebih memilih untuk di pergunakan di waktu istirahat nanti. Serasa mengulang kembali kisah lama itu, membongkar kembali untuk di putar kembali. Senyum-senyum sendiri saat sampai rumah.

Teringat kenangan dulu, saat itu uang jajan di SD sebesar Rp.1.000, itu adalah yang uangh jajan terbesar yang terus naik. Dari kelas 1 sampai kelas 2 sebesar Rp.200, naik kembali saat kelas 3 sebesar Rp.500 dan terakhir naik di kelas 5 sebesar Rp.1000 Sampai lulus SD.  Bukan masalah uang jajannya, tapi masalah kebiasaan setiap istirahat saat uang jajan telah habis yang jadi pertanyaan.


Sampai saat ini masih suka senyum-senyum sendiri saat mengingatnya. Saat uang jajan telah habis, saya biasanya hanya beli martabak telor dan Air putih gelas atau batagor siomay dan Air putih gelas, itu sudah lebih dari cukup untuk makanan sekilas istirahat. Namun setelah itu kadang ada rasa ingin jajan kembali tapi apa daya uang sudah tiada, akhirnya tau ga ngapain? Saya sambil jalan-jalan terus melihat kebawah mencari uang-uang yang jatuh dan itu selalu dapat. Entah Rp.500-Rp.1.000- Rp.5.000 atau malah pernah Rp.10.000 hehe.

Ga tau kenapa itu terjadi hampir setiap hari dan selalu ada saja uang yang di temukan, dan uang itu hanya di pegang sesaat tak pernah terpakai sedikitpun, setelah menemukan itu saya biasanya bergegas masuk ke halaman masjid depan sekolah dan memasukan uang yang saya temukan tadi kedalam kotak amal disana. Yang terpikir saat itu adalah “Ini uang bukan milik saya dan ga boleh saya pakai” dan kaki ini menuntun ke tempat yang Allah kehendaki.

Semua terjadi begitu saja, Allah punya cara-caranya yang tak terduga untuk memberikan pelajaran yang membekas sampai saat ini. Saya selalu bersyukur  atas nikmat yang tak pernah putus dari-Nya. kenangan itu masih tersimpan sampai saat ini dan jadi penuntun saat menemukan benda apapun milik orang lain yang bukan milik saya, itu wajib di kembalikan kepada pemiliknya. ^.^ 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)