Rabu, 12 Desember 2012

Bermakna 2


Assalamu'alaikum wr wb.

Dengan hormat,

Alhamdulillah, acara #Bermakna sesi kedua #SFBC Sruduk Follow, hari ini (Ahad 2 Desember 2012) berjalan lancar. Meski diwarnai hujan deras sesaat sebelum tim berangkat, namun hujan reda ketika kami berangkat menuju ke lokasi target pemberian kotak makanan.

Sebelum berangkat, kami memastikan kembali jumlah nasi kotak makanan yang akan dibagikan kepada keluarga pemulung di pinggir rel KA Pasar Minggu dan pinggir rel KA Lenteng Agung (Depan Kampus IISIP). Total sebanyak 150 piece nasi kotak, kaos dan sabun cuci masing-masing dua lusin. Nasi kotak, kaos dan sabun cuci merupakan sumbangan dari sejumlah donatur.


Temen-temen sedang membungkus kotek nasi

Donasi makanan, Sabun dan kaos


Setelah mengecek dan memasukkan semua bantuan ke mobil, kami berdoa bersama demi kelancaran rangkaian seluruh acara. Doa dipimpin @zakyhiromasa. Usai doa, @zakyhiromasa memberikan paparan situasi dua lokasi permukiman pemulung diatas, serta mengintruksikan kepada semua peserta agar berhati-hati selama di lokasi, mengingat permukiman pemulung berada di pinggir rel kereta.


Selanjutnya, kami berangkat sekitar pukul 13.45 Wib, start dari warung @sotokecebur Jl. Mujair 1 No 45 RT.03 RW.03 Rawa Bambu, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, dengan mengendarai empat kendaraan roda empat. Jalanan masih basah sisa hujan cukup deras yang mengguyur Jakarta Selatan. Kami berjalan berlahan, beriringan, berbagi tempat dengan kendaraan lain yang melaju berlawanan arah.


Selain @zakyhiromasa, tim #Bermakna sesi kedua ini adalah @rifian_tara @DJ_AMALL @setyojoko @istirachma @iqbal_ubhay @Fitrie_Dian @rivoarman @IvanDipa @sotokecebur @yeti_riyadi @ardini_ak @hilal_achmad @LatansaIDE @boorhunt89 @EvaMaulidah @IndraYunaidi @amribombom



Hanya 15 menit kami melaju dari @sotokecebur hingga ke lokasi pertama permukiman pemulung pasar minggu. Lokasi persisnya di pinggiran rel KA seberang Pasar Minggu atau dekat pintu palang KA yang menuju ke Poltangan. Kami diterima Bapak Tio (nama aslinya Nino Andriano, usia 34 tahun). Dia merupakan salah satu ketua kelompok keluarga pemulung. Di lokasi tersebut terdiri sejumlah kelompok pemulung, Bapak Tio merupakan salah satu ketua kelompok. Di kelompoknya Bapak Tio, terdiri 8 Kepala Keluarga (KK) dengan 18 orang. Namun, total pemulung yang tinggal di kawasan tersebut mencapai 100 orang. Bapak Tio sudah lima tahun berada di lokasi itu.





Kendaraan kami parkir di depan apotik yang siang itu tidak beroperasi. Keluar dari mobil, kami mengeluarkan dan membawa nasi kotak, kaos dan sabun dari dalam kendaraan. Diantar Bapak Tio dan empat rekannya, kami diajak masuk ke perkampungan mereka, berjalan sekitar 30 meter dari tempat parkir. Kami masuk di sebuah gang, kanan kiri adalah tempat tinggal pemulung. Jalan tersebut berupa tanah dan bebatuan tak beraturan. Sesekali terlihat sampah berceceran, namun itu tak menyurutkan kami menuju ke lokasi tempat yang mereka sebut sebagai ucapan selamat datang bagi kami.


Bangunan tempat tinggal sangat tak layak huni. Bahan dinding bangunan dari seng, atau kayu triplek, dengan atap seng juga. Kami disambut sejumlah pemulung yang siang itu sedang istirahat. sejenak kami tengok salah satu ruang kamar tempat tinggal mereka. Hampir di setiap sudut terdapat barang-barang rongsokan yang diletakkan berjejer merapat di dinding. Beberapa dari mereka tidur atau makan siang hanya beralaskan kardus atau plastik tebal. Sebagian mengisi waktu siang dengan duduk-duduk sekenanya di pinggir jalan gang.



Kami tiba di tempat yang sedikit lebih terbuka. Ukuran sekitar 3 meter x 4 meter. Terlihat dua atau tiga gerobak pemulung berjejer di sisi utara. Sisi timur terlihat gunungan gelas-gelas plastik air minum kemasan yang sudah dibersihkan dan siap dimasukkan dalam karung (siap jual).












Kami disambut Bapak Tio dan sekitar enam perwakilan pemulung. Salah satunya seorang ibu, yang kami ketahui bernama Darma. ''Mohon maaf, warga yang lain masih keliling cari barang rongsokan,'' ujarnya.


Bung @rifian_tara memberikan sambutan mewakili Komunitas Twitter Sruduk Follow. Bung @rifian_tara menyampaikan kegiatan #Bermakna merupakan bagian dari aktivitas Sruduk Follow berbagi dengan sesama, dengan mereka yang kurang mampu. 


Bung @rifian_tara juga menyampaikan bila yang diberikan teman-teman Sruduk Follow masih belum banyak, namun Insya Allah kegiatan Bermakna bisa digulirkan lebih banyak di kemudian hari. ''Insya Allah, di waktu mendatang, kami akan meningkatkan bentuk bantuan serta semakin banyak warga yang merasakan manfaat program ini,'' ujarnya. 


Bung @rifian_tara kemudian menyerahkan simbolis nasi kotak kepada Bapak Tio. Dalam sambutannya, Bapak Tio mengucapkan terima kasih atas bantuan dari Sruduk Follow, karena sekecil apapun bantuannya, sangat berarti bagi keluarga pemulung yang minim perhatian dari orang lain.


Di sela-sela penyerahan bantuan, anak @zakyhiromasa , Sophie (4,6 tahun), menyerahkan paket nasi bakar kepada Ayu (8 tahun), anak pemulung berstatus yatim piatu. Awalnya Ayu hanya geleng-geleng kepala ketika diberi paket nasi bakar --mungkin takut ketemu orang baru-- , namun setelah dibujuk oleh Ibu Darma (ibu asuh Ayu), Ayu akhirnya mau menerima paket nasi tersebut serta sedikit uang saku. ''Ibunya Ayu mati ditabrak kereta saat memulung. Ayahnya tidak jelas keberadaannya, dia sudah lama kami rawat,'' tutur Ibu Darma kepada kami. Selain Ayu, ada lagi anak pemulung yatim piatu bernama Rahmat, usia sekitar 3 tahun. Kami tak kuasa menahan haru. 


Dirasa cukup dari permukiman pemulung di Pasar Minggu, kami melaju ke lokasi kedua. Perjalanan sekitar 10-15 menit dari Pasar Minggu. Di lokasi kedua (permukiman pemulung pinggir rel KA Lenteng Agung, di seberang Kampus IISIP), sruduker @fitrie_Dian dan rekannya, bergabung. Kendaraan kami parkir di sisi kanan jalan baru Raya Lenteng Agung (yang dibeton). Siang itu, jalanan sangat ramai. Kami harus hati-hati keluar dari pintu mobil sisi kiri.

Kami turun dari kendaraan, dan mengambil nasi kotak. Kami menuruni tangga dari jalan raya ke permukiman pemulung. Kami ditemui Bapak Jumadi Kompong, ketua warga permukiman pemulung disitu. Tempat tinggal pemulung agak mirip dengan lokasi pertama. Namun, di lokasi kedua ini ada bangunan berbahan tembok.


Tak ada tempat tinggal yang layak. Ukuran ruang tidur Bapak Jumadi saja hanya 3 meter x 3,5 meter, satu kasur lusuh, meja bufet, satu televisi ukuran 21 inchi buatan sekitar tahun 1990-an, perabotan makan-minum yang sudah usang. ''Saya sudah 15 tahun tinggal disini,'' ungkap Bapak Jumadi.

Meski kami hanya disambut Bapak Jumadi dan dua lelaki, satu ibu dan anaknya, namun jumlah kepala keluarga (KK) cukup banyak, yakni 14 KK dengan 42 orang pemulung. ''Kalau siang-siang kayak gini, masih banyak yang cari rongsokan,'' tutur Bapak Jumadi kepada kami.



Bung @rifian_tara kembali memberikan sambutan serupa atas niat dan tujuan acara #Bermakna . Bung @rifian_tara kemudian memberikan paket nasi kotak, dan berpesan agar diberikan kepada pemulung yang lain.




Kami sempat berfoto bersama berlatar tempat tinggal pemulung. @hilal_achmad dan @zakyhiromasa bersama Sophie sempat masuk ke kamar pemulung perempuan tadi dan anaknya. Ukuran ruangan sekitar 3 meter x 3,5 meter, tak ada tempat tidur, hanya beralas karpet plastik. Kedua sruduker itu foto bersama dengan anak ibu pemulung tadi yang sedang asyik makan nasi bakar pemberian kami.



Usai dari permukiman ini, kami kembali ke @sotokecebur .Karena jarak tak terlalu jauh, waktu yang dibutuhkan hingga ke "Markas' Sruduk Follow sekitar 7-8 menit. Kami tiba di 'markas' bersamaan alunan merdu Azan Ashar dari speaker masjid. (Alhamdulillah. Semoga Allah meridhai kegiatan kami baru saja)


Semua dari kami tentu memiliki kenangan tersendiri setelah mendatangi dua permukiman pemulung diatas. Namun ada satu kesamaan: kami mengucapkan bersyukur kepada Allah SWT karena rangkaian kegiatan berlangsung lancar dan tertib. Di tiap-tiap hati kami diliputi perasaan bahagia bisa berbagi dengan sesama. 


Insya Allah, acara #Bermakna yang penuh makna ini akan kami lanjutkan di kemudian hari. Bukan tidak mungkin akan digelar di luar Jakarta, berburu mereka yang membutuhkan, mengumpulkan sebanyak-banyaknya amal kebaikan, merangkul sebesar-besarnya kepedulian sruduker dan atau donatur. Semoga :)


Demikian laporan kegiatan #Bermakna sesi kedua kali ini. Mohon maaf bila ada kesalahan dalam pengamatan kami.


Allah SWT menjamin melipatgandakan rezeki yg disedekahkan untuk orang dhuafa hingga 700 kali lipat. 


“Uang dapat membeli kebahagiaan, terutama ketika Anda membagi-bagikannya” [Brendan Borrel]



Semoga bermanfaat dan berkelanjutan.


Wassalamu'alaikum wr wb.

Soto Kecebur-Warung Buncit, 2-12-2012.







Tim #Bermakna 2 Sruduk Follow :)

2 komentar:

  1. @istirachma dijeee udah gantiii.... potonya ntar gw kirimin yang ada di gw dah yah.

    BalasHapus
    Balasan
    1. okeh kakak isti sudah di rubah dan makasih fotonya :D

      Hapus

Tinggalkan jejakmu di sini. :)