Sejumlah penulis tenar
punya cara sendiri-sendiri dalam mengatasi writer's block. Dibanding seseorang
yang baru menulis, penulis blog, cerpen, buku atau nonfiksi sudah bisa
mengatasinya, karna bergantung pada mood. Karna berdasar mood, cara
atasi writer's block dikembalikan ke masing-masing penulis (baik pemula atau
beken).
Ada yang memaksa
menulis, meski diterpa writer's block, agar bukunya terbit dan dia berharap dapat royalti. Siapa penulis tenar ini?. Dua dari sekian penulis yang saat awal menulis -- untuk mengatasi writer's
block-- adalah JK Rowling dan Hans Cristian Andersen.
Karna berdasar mood, maka
resep simpel saat writer's block adalah seperti ucapan natalie goldberg
"Tulis sajalah, jangan berpikir." Tulis saja yang ada pada diri kita,
apalagi jika kita menulis fiksi seperti cerpen, novel atau blog. Kekuatan "tulis sajalah."
berlaku saat mood baik atau tidak baik. Tapi, kita sudah punya motivasi apa sebagai
penulis. Kalau kita sudah punya motivasi, tujuan, maka ada pola dalam proses
menulis. Seperti makan dan minum, kalau dibiasakan maka terbiasa.
Begitu juga menulis: tulis
saja, tetapkan pola, atur waktu saat tepat untuk menulis. Helvi Tiana Rosa dan
Asma Nadia menulis novel-novel mereka saat anak-anak sudah tidur. Kurnia
Effendi, menulis saat setiba di kantor dan belum mulai jam kerja. JK Rowling
menulis di kafe kopi, saat pengunjung sepi. Pram menulis saat di penjara
dapat bolpoin atau pensil, arang atau alat tulis.
Jika sudah terpola, maka
ada tarikan kita untuk terus WAJIB MENULIS. Jika menulis Fiksi, buat dulu
outline tokoh, tapi tidak wajib kita menulis dari bab satu ke bab berikut.
Sah-sah saja jika menulis berlompatan bab, karna nanti bisa diedit ulang atau
diedit editor dari penerbit.
Jika ide banyak dan tidak
tahu mana yg ditulis duluan? Itu bagus, tulis saja semua. Nanti dibikin mind
mapping. Ajak dialog diri sendiri (atau dengan teman) untuk tentukan mana ide yang
duluan dimatangkan, mana yang nanti.
Saat sudah stagnan otak
atau mood setelah sepekan atau bulan nonstop? Jangan dipaksa. Hentikan sejenak.
Simpan naskah. Ambil aktivitas lain-lain: jalan-jalan, obrol dengan teman, berkebun,
berenang, dan lain-lain. Jangan pikir soal tulisan. Jika sudah beberapa jam,
sehari atau sepekan, temui lagi tulisan kita. Anda akan takjub ada banyak
materi baru, ide baru, inspirasi baru yang muncul saat tidak melakukan apa-apa
untuk menulis.
Kutipan beberapa cara
penulis top saat alami writer's block: ES Ito -penulis rahasia meede- pada saat
mengalami writer's block, dia main kartu semalaman. katanya 'kartu penuh
provokasi, trik + imajinasi'.
Ratih Kumala (penulis
Tabula Rasa, Genesis dan Larutan Senja) justru hibur diri dengan baca fiksi sambil
memancing mood saat alami WB (writer's block). Raditya dika justru akui dia
paksakan menulis.
"Mendingan langsung
dikerjain, mau jelek biar aja jelek. Tulisan jelek lebih baik daripada tidak ada tulisan."
Zaky al hamzah (penulis buku biografi dan bunga rampai) "kalau sedang WB, saya
jalan-jalan, tidur atau main game," caranya penulis tadi beragam. Asal
motivasi dan target menyelesaikan tulisan sudah ada, maka writer's block hanya
'gangguan kecil'.
Writer's block juga
terkait motivasi menulis. Diatas, JK Rowling dan Hans Andersen dan beberapa
penulis tenar, saat awal jadi penulis, dia memaksa diri agar segera dapet
royalti untuk bertahan hidup. Sehingga, saat alami writer's block, dia maksakan
diri agar tetap menulis (sebagian saya baca kisah mereka, dibalik sukses jadi
penulis top). Tapi, perlahan-lahan, buku-buku mereka jadi best seller, dan
motivasinya sudah berubah. Ada yang menebarkan manfaat, senang banyak anak-anak
baca bukunya, dll. Mengatasi writer's block itu ada diri masing-masing penulis,
setiap penulis punya caranya sendiri.
Gimana writer's block
kayak gini » 'mulai menulis apa'? Bagi penulis fiksi, sumber utama + pertama
tulisan adalah kita. Pengalaman sendiri, kehidupan Anda sendiri, kenangan kita
sendiri, mimpi dan imajinasi Anda sendiri.
Saran terbaik menulis
fiksi (cocok bagi pemula) adalah sempetin waktu mengingat masa kecil kita. Ingat
rumah yang pernah ditinggali saat SD-SMP, ingat orang-orang
sekitar, makanannya, mainannya, kebunnya, suaranya dan baunya. Selalu banyak
inspirasi dan ide yang bisa jadi bahan baku terbaik tulisan fiksi kita.
Stephen King dan RL Stine:
menulis kisah dan karakter tokoh berdasar masa kecil mereka. Ketakutan mereka pada
hantu-hantu, misteri dan sebagainya. Andrea Hirata juga menulis Laskar Pelangi
dengan motivasi untuk dedikasikan pada ibu gurunya, muslimah.
Biarkan imajinasi
melanglang buana, jangan pernah peduli tulisan kita bagus atau tidak yang
terpenting tulis apa yang kita fikirkan dan fikirkan apa yang kita tulis, Menurut Joe vitale pakar
hypnowriting. 'Tidak ada tulisan yang bagus, tetapi yang ada tulisan ULANG
yang bagus'. bang haekal siregar bilang “kalau nulis, nulis aja jangan
baca tulisan-tulisan kita, yang ada nanti tulisan gak jadi-jadi malah banyakan
ngedit-ngedit punya sendiri."
"Jangan menulis apa yang
ingin, tapi apa yang bisa." Pesan lain, satu-satunya cara jadi penulis adalah
menulis hari ini, sekarang. Ini juga 'cara' atasi writer's block. Contoh mas
ivan, menulis twitter karna memang dia bisa, tahu... Karna itu tidak diniatka untuk menjadi tulisan sebenarnya tapi ingin berbagi pengetahuan. Terutama karna
banyak yang nanya awalnya.
Segitu mungkin juga dialami Rangga Umara ketika
menerbitkan Dream's Book, atau Mas Mono (Rezeki Diantar), atau Saptuari (Tweet
Sadiz). Banyak penulis buku awalnya tidak berniat membukukan, tapi penggemar
dan fans meminta dibukukan.
Kembali pada motivasi,
kalo jadi blogger + sudah banyak pembaca, maka selalu memaksa diri menulis secara
berkala karna tahu dan sudah ditunggu penggemar. Contoh @jamilazzaini, tulisan
ringan di blognya selalu ditunggu follower. Kita juga bisa, tulislah yang bisa
dan tahu, atau dengar dan alami dari orang lain. Jika baik dan positif, kita sudah
seperti dai, memberikan pesan atau nasehat positif.
Menulis seperti beramal, yakni beramal ilmu. Agar
bisa beramal, isi diri kita dengan banyak membaca, banyak beraktivitas agar
penuh pengalaman, banyak riset, banyak memperhatikan karakter dan bahasa tubuh
orang. Perhatikan hal-hal sepele, karna segitu mungkin itu akan jadi bahan
tulisan kita. So, saatnya menulis, hari ini, apa saja, minimal judul atau kata
pertama. Besok rutinkan kata kedua, ketiga dan seterusnya.. Saatnya Anda siap
jadi penulis, entah dibukukan atau untuk blog. yang penting kita sudah goreskan
warisan ilmu.
Sharing dan Diskusi Grub BBG SrudukFollow Book Club
Mentor : Zaky Hiromasa
waini keren...
BalasHapusmemotivasi nih buat konsisten menulis.
maka nya bikin blog baru lagi, belom ada apa2nya :D
wah ayoo terus menulis andrea rangkai semua kisah :')
HapusSiyaaap, laksanakan
BalasHapusBuang kemalasan
Bongkar!! hehe semangat mas :')
Hapus