Pilihan menjadi pengusaha seperti
yang sekarang ia jalani memang tidak terjadi dalam semalam. Setelah direnungkan
ternyata kenapa menjadi pengusaha ternyata sudah ditanamkan orang tua sejak
anaknya masih kecil.
Dari 3 bersaudara hanya ia Seorang Trainer bisnis online yang sempat jadi
karyawan. Dulu ia pernah jadi anak buahnya mantan wakil presiden, yang punya
salah satu perusahan yang paling besar. "Alhamdulillah saya dari keluarga yang berkecukupan" Ujarnya
Sejak SD sudah dianter pakai mobil, tapi justru disinilah nilai wirausaha yang ditanam mamanya, walau mau apa saja tinggal minta. Sejak SD ia diharuskan jualan kacang telor saat sekolah, Padahal hasil jualannya lebih besar uang jajannya. Waktu itu layaknya pikiran anak SD, ia sebetulnya protes. yang benar saja anak lain pas istirahat pada main ia harus keliling kelas nawarin kacang. Tapi karna takutnya sama mama jadi nurut aja, daripada dijewer.
Namun karna dasar cerdas. kalo ingin main banget, ia cari reseller (temannya) untuk
jualan tuh kacang-kacang dengan imbalan 2 bungkus kacang, dan pada mau. Pulang
sekolah tidak boleh main jika tidak jualan es mambo di kampung. pikirnya polos waktu
itu, Kalau orang tua gak punya uang mungkin ia paham. tapi ini? Beli se
truk es aja bisa, malah anaknya disuruh jualan es. mikir keras waktu itu, Nah
kalo pengen main ya tinggal cari reseller lagi. Tapi ia akhirnya enjoy
jualan, karna kalau minta apapun hampir gak pernah ditolak.
Tapi ini hanya sampai SD saja, sejak SMP ia tidak ada lagi kewajiban jualan, apalagi ia termasuk pinter. Dari SD sampe
SMP tidak pernah merasakan jadi juara 2 alias juara. malah pas kelas 3 SMP
pernah tampil di cerdas cermat TVRI sampe final tapi hanya juara 2.
Nah itu pondasinya. ternyata orang tua memang didik anak-anaknya jualan agar kelak
bisa mandiri, karena diberbagai buku manapun syarat utama jadi pengusaha adalah
'ketrampilan menjual' dan ia bersyukur karna ia dididik 'keras' oleh mama untuk
berani jualan. Padahal mama saya guru, kalau bapak baru pengusaha.
Nah praktis sampe kuliah ilmu jualan ini tidak
'kepake' lagi Malah adik-adik saya yang duluan pake, karna mereka lebih berani memilih drop
out sekolah dan memilih jadi pengusaha... sementara saya masih jadi anak
sekolahan, mereka merasa kalah pinter sama saya dan tidak interes sekolah. Tapi
hasilnya beda, saya masih naik angkot kuliah. adikku udah menikah dan sudah ganti-ganti
mobil. Sempat berpikir 'pembetulan pikiran' Mungkin saya memang jalurnya
profesional bukan pengusaha.
Selesai kuliah ia tidak sempat buat lamaran sudah diterima di
perusahan seorang pejabat.
"Buat surat saat udah kerja sebagai arsip HRD saja" ujarnya
Saat awal-awal kerja inilah 'insting jualan' nya keluar lagi, mungkin karna sudah ga mikirin pelajaran. Kebetulan pacarnya waktu masih kuliah di Bandung jadi tiap minggu musti kesana, Bandung terkenal produsen fashion, so tiap balik ia bawa barang jualan seperti celana jeans dan kaos dan ia jualin di kantor. Wah modal pengalaman jualan jaman SD ternyata berguna, jualan laris manis, Karena masuk langsung level Supervisor ia punya beberapa anak buah, nah biar jualan nya tambah mantap, ia rekrut beberapa untuk jadi reseller.
"Buat surat saat udah kerja sebagai arsip HRD saja" ujarnya
Saat awal-awal kerja inilah 'insting jualan' nya keluar lagi, mungkin karna sudah ga mikirin pelajaran. Kebetulan pacarnya waktu masih kuliah di Bandung jadi tiap minggu musti kesana, Bandung terkenal produsen fashion, so tiap balik ia bawa barang jualan seperti celana jeans dan kaos dan ia jualin di kantor. Wah modal pengalaman jualan jaman SD ternyata berguna, jualan laris manis, Karena masuk langsung level Supervisor ia punya beberapa anak buah, nah biar jualan nya tambah mantap, ia rekrut beberapa untuk jadi reseller.
"Ini wah banget, bener-bener wah deh. karna hasil jualan mingguan ngalahin gaji
sebulan" katanya dengan nada bersyukur.
Lagi asik menikmati jadi Amphibi (karyawan+pedagang) dari kantor mengharuskan tugas ke Hongkong dan sekali tugas baru pulang ke indo 3 bulan kemudian. Bubarlah bisnis fashion ia dan pas balik indonesia hanya dikasih 2 minggu lalu balik lagi ke hongkong untuk 3 bulan lagi. begitu seterusnya selama setahun lebih Terpaksa bisnis dilupakan.
Lagi asik menikmati jadi Amphibi (karyawan+pedagang) dari kantor mengharuskan tugas ke Hongkong dan sekali tugas baru pulang ke indo 3 bulan kemudian. Bubarlah bisnis fashion ia dan pas balik indonesia hanya dikasih 2 minggu lalu balik lagi ke hongkong untuk 3 bulan lagi. begitu seterusnya selama setahun lebih Terpaksa bisnis dilupakan.
Kenyamanan karyawan gratis keluar negeri
dibayar double pula, gaji di indo rupiah, di Hongkong dibayar pake dollar. Tapi
insting bisnis tetep jalan. Anak-anak buah kan pada gak kreatif. tiap
pulang ia tawar dollar mereka dengan harga lebih tinggi dari money changer di
bandara. dan ia jual lagi di money changer lain yang harganya tinggi. profit lagi.
Waktu itu tiap transaksi dollar minimal ia untung 2juta pernah sampe 15 juta. Sekarang
ga bisnis gituan lagi, itu nakal aja ngeliat peluang, Pemuas hasrat bisnis karna
kelamaan di hongkong.
"Untuk jadi pengusaha harus belajar menjual sedini mungkin, kalau perlu bayar"
"Peluang ada dimana-mana di setiap tempat, jadi pasang radar bisnisnya" ia mengakhiri
Gambar: Google
Saya waktu sekolah pernah jualan tinta cair, pernah jualan sepatu dan tas.
BalasHapusWaktu kerja pernah jualan baju,tas,gorengan,mihun,produk kecantikan, jilbab, bross, hadiah2 lucu, pulsa. tapi belum ada satupun yang bisa memenuhi kebutuhan hidup dan keinginan saya.
yah jadi begini-begini ajja
Coba di fokus kan kak, disiplin insya Allah berbuah hasil :")
Hapus