Tikus-tikus negeri
sedang berkompetisi.
Masing-masing diri mengumpulkan amunisi.
Setelah kantong terisi penuh mereka bersembunyi.
Memakan jatah yang telah dimiliki.
Masing-masing diri mengumpulkan amunisi.
Setelah kantong terisi penuh mereka bersembunyi.
Memakan jatah yang telah dimiliki.
Entah ke mana perginya hati nurani.
Uang negara serasa jadi milik sendiri.
Setelah semua kebusukan
terkuak
mereka seolah jadi
selebriti.
yang muncul hampir setiap hari.
yang muncul hampir setiap hari.
Mengumbar senyum tanpa
dosa, di televisi.
Wajahnya seolah berkata
Wajahnya seolah berkata
"Ini lho saya yang
korupsi, sudah kenal?"
Tanpa rasa malu menampakan
Tanpa rasa malu menampakan
wajah gembira, karena
sudah
merampok uang negara.
Drama infotaiment berakhir.
Sidang pun bergulir.
Dan, kau tahu? Ia tak bisa hadir.
Dikabarkan ia sedang sakit.
Bukan yang pertama,
sudah jadi alasan yang
sama
dari masa ke masa.
Dari sakit gigi hingga sakit kepala.
Apakah para tikus itu juga bisa
Dari sakit gigi hingga sakit kepala.
Apakah para tikus itu juga bisa
tertekan, lalu tumbang?
Ah, maafkan kami yang sering
Ah, maafkan kami yang sering
mengambinghitamkan engkau (Tikus).
Padahal yang salah koruptor.
Meski keduanya sama-sama rakus.
Jakarta, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)