Seorang perempuan sedang berjalan
Ia tak tahu arah dan tujuan
Di persimpangan jalan ia berteriak
“Apa perlu ada perempuan jika kalian
Ia tak tahu arah dan tujuan
Di persimpangan jalan ia berteriak
“Apa perlu ada perempuan jika kalian
merasa bisa hidup sendirian?
Kalian bilang kami makluk yang lemah.
Tak berguna dengan segala umpatan.
Tapi kalian lupa bahwa kami makluk yang kuat.
Bisa membawa kalian dalam kandungan
Kalian bilang kami makluk yang lemah.
Tak berguna dengan segala umpatan.
Tapi kalian lupa bahwa kami makluk yang kuat.
Bisa membawa kalian dalam kandungan
yang beratnya tidak karuan
dan menyayanginya sepenuh hati.
dan menyayanginya sepenuh hati.
Kalian sering meremehkan
apa yang kami lakukan.
Padahal kamilah penyeimbang
Padahal kamilah penyeimbang
hidup kalian. Bisa kalian bayangkan
hidup ini tanpa kami? Entah apa jadinya.
Mungkin kalian akan menangis
sepanjang waktu karena
gelap tanpa cahaya."
Dalam sebuah lamunan
Dalam sebuah lamunan
seorang lelaki membayangkan,
jika di dunia tak ada perempuan.
Ia tersenyum lalu meringis ketakutan.
Perempuan hadir sebagai penyeimbang
Perempuan hadir sebagai penyeimbang
kehidupan. Di mana yang gelap jadi terang.
Bahagia dan kecewa jadi satu dalam lubang
Bahagia dan kecewa jadi satu dalam lubang
perbedaan.
"Dan mungkin tidak pernah ada kalian
"Dan mungkin tidak pernah ada kalian
jika tidak ada kami. Begitu pula sebaliknya, tidak akan
pernah ada kami tanpa ada kalian.
Karena kita diciptakan berpasang-pasangan."
Kata perempuan itu mengakhiri dan pergi.
Jakarta, 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)