Judul Buku: Tweet Sadiz Bikin Mringis
Penulis: Saptuari
Penerbit: Mizania
Cetakan Ke-1: Juni, 2012
Tebal: 143 halaman
Penulis: Saptuari
Penerbit: Mizania
Cetakan Ke-1: Juni, 2012
Tebal: 143 halaman
Satu hal yang dibutuhkan seorang Entrepreneur pemula atau
anak muda yang ingin jadi pengusaha. Apa itu? Niat yang kuat. Tanpa adanya niat
yang kuat, siapapun yang bercita-cita menjadi pengusaha akan tumbang
diperjalanan, baik saat akan mulai melangkah maupun ketika sudah berjalan.
Karena rintangan ke depan begitu besar adanya, banyak pengusaha-pengusaha baru
berhenti berusaha setelah gagal, atau anak muda yang ngoyo jadi pengusaha namun
kendala di modal, mencari ke sana ke mari tak kunjung dapat juga. Akhirnya
berhenti dan enggan memulai lagi. Atau ketika usahanya sudah berjalan bingung
bagaimana harus mengembangkannya. Mungkin buku ini menjawab itu semua,tentang pengalaman
usaha dan semangat berbagi tiada henti.
Kover, gambar yang di tampilkan bagus, bisa membuat mata
yang melihatnya akan tertarik, penggambaran sesorang yang sedang ditarik lima
orang dengan tangan ke depan seakan meminta tolong, cukup menggambarkan isi
dalam buku ini, tapi jelas tidak mengambarkan judulnya. Sangat jauh. Tulisan di
kover perpaduan warna hitam dan merah sangat bagus ditambah latarnya coklat
kekuning-kuningan, sayangnya terlalu banyak tulisan membuat kover ini terlihat
penuh dan membuat pusing.
Judul, ah saya sangat tak setuju judulnya seperti ini.
Meski buku ini lahir dari ocehan twitter, seharusnya tidak memakai judul ini.
Masih banyak kata yang bisa dipakai jadi judul. Misal, “Jangan takut jadi
kreatif” atau “Jadi Pengusaha Harus Kuat” dan lainnya.
Saya suka layoutnya, penuh warna dan disertai ilustrasi
yang keran di setiap pergantian judul, iklan baju produksi usaha penulis juga
tidak mengganggu, masih nyambung dengan apa yang akan dibahas.
Penulisan menggunakan hastag di dalam isi membuat buku
ini tak jauh beda dengan dengan twitter, penulis, co writer atau editornya
seakan terlihat malas sekali, apa susahnya menghilangkan itu? Buat mereka yang
tak punya twitter pasti akan bingung. Untuk apa si tanda itu? Penting kah? Dan
lain sebagainya. Ya, saya tahu ini buku kumpulan tweet, tapi tanpa adanya tanda
# menurut saya tidak masalah. Bukan Cuma soal hastag, ada @, beberapa symbol
yang ada di blackberry, dan emotion blog pun turut hadir di halaman-halaman
akhir. Isi buku terlihat hanya seperti copy-paste isi kultweet dan blog saja,
tanpa ada perubahan.
Tidak adanya catatan kaki tentang arti dari bahasa daerah
yang ada dibuku ini membuat saya yang kebetulan tidak mengerti betul bahasa
jawa sedikit kebingungan. Meski tampilannya bagus, buku ini seperti dikerjakan
tergesa-gesa.
Mengenai tulisan, menurut saya bagus, menginspirasi dan
cerdas, meski bukan buku fiksi, di buku ini penulis bisa memainkan emosi
pembaca—dari diam, kesentil, sedih, ketawa atau senyum-senyum sendiri—melalui
kata-kata yang ia tulis.
Memang tak selalu buku yang lahir dari twitter itu jelek,
kita tidak bisa menilai sesuatu tanpa membacanya. Akan terlihat lucu bila belum
membacanya kita sudah bilang jelek. Mengenai konten saya suka meski saya sudah
pernah membaca beberapa isi di akun twitter maupun blog penulis, tapi cara
penulisannya sungguh saya tak suka, tak ada bedanya dengan membaca kultweet
yang sudah di rangkai di chripstory atau membaca tulisan di blog menggunakan
smartphone atau tablet.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)