Jumat, 03 Januari 2014

Tweet Sadiz Bikin Mringis




Judul Buku: Tweet Sadiz Bikin Mringis
Penulis: Saptuari
Penerbit: Mizania  
Cetakan Ke-1: Juni, 2012
Tebal: 143 halaman

Satu hal yang dibutuhkan seorang Entrepreneur pemula atau anak muda yang ingin jadi pengusaha. Apa itu? Niat yang kuat. Tanpa adanya niat yang kuat, siapapun yang bercita-cita menjadi pengusaha akan tumbang diperjalanan, baik saat akan mulai melangkah maupun ketika sudah berjalan. Karena rintangan ke depan begitu besar adanya, banyak pengusaha-pengusaha baru berhenti berusaha setelah gagal, atau anak muda yang ngoyo jadi pengusaha namun kendala di modal, mencari ke sana ke mari tak kunjung dapat juga. Akhirnya berhenti dan enggan memulai lagi. Atau ketika usahanya sudah berjalan bingung bagaimana harus mengembangkannya. Mungkin buku ini menjawab itu semua,tentang pengalaman usaha dan semangat berbagi tiada henti.

Kover, gambar yang di tampilkan bagus, bisa membuat mata yang melihatnya akan tertarik, penggambaran sesorang yang sedang ditarik lima orang dengan tangan ke depan seakan meminta tolong, cukup menggambarkan isi dalam buku ini, tapi jelas tidak mengambarkan judulnya. Sangat jauh. Tulisan di kover perpaduan warna hitam dan merah sangat bagus ditambah latarnya coklat kekuning-kuningan, sayangnya terlalu banyak tulisan membuat kover ini terlihat penuh dan membuat pusing.

Judul, ah saya sangat tak setuju judulnya seperti ini. Meski buku ini lahir dari ocehan twitter, seharusnya tidak memakai judul ini. Masih banyak kata yang bisa dipakai jadi judul. Misal, “Jangan takut jadi kreatif” atau “Jadi Pengusaha Harus Kuat” dan lainnya.

Saya suka layoutnya, penuh warna dan disertai ilustrasi yang keran di setiap pergantian judul, iklan baju produksi usaha penulis juga tidak mengganggu, masih nyambung dengan apa yang akan dibahas.

Penulisan menggunakan hastag di dalam isi membuat buku ini tak jauh beda dengan dengan twitter, penulis, co writer atau editornya seakan terlihat malas sekali, apa susahnya menghilangkan itu? Buat mereka yang tak punya twitter pasti akan bingung. Untuk apa si tanda itu? Penting kah? Dan lain sebagainya. Ya, saya tahu ini buku kumpulan tweet, tapi tanpa adanya tanda # menurut saya tidak masalah. Bukan Cuma soal hastag, ada @, beberapa symbol yang ada di blackberry, dan emotion blog pun turut hadir di halaman-halaman akhir. Isi buku terlihat hanya seperti copy-paste isi kultweet dan blog saja, tanpa ada perubahan.

Tidak adanya catatan kaki tentang arti dari bahasa daerah yang ada dibuku ini membuat saya yang kebetulan tidak mengerti betul bahasa jawa sedikit kebingungan. Meski tampilannya bagus, buku ini seperti dikerjakan tergesa-gesa.

Mengenai tulisan, menurut saya bagus, menginspirasi dan cerdas, meski bukan buku fiksi, di buku ini penulis bisa memainkan emosi pembaca—dari diam, kesentil, sedih, ketawa atau senyum-senyum sendiri—melalui kata-kata yang ia tulis.

Memang tak selalu buku yang lahir dari twitter itu jelek, kita tidak bisa menilai sesuatu tanpa membacanya. Akan terlihat lucu bila belum membacanya kita sudah bilang jelek. Mengenai konten saya suka meski saya sudah pernah membaca beberapa isi di akun twitter maupun blog penulis, tapi cara penulisannya sungguh saya tak suka, tak ada bedanya dengan membaca kultweet yang sudah di rangkai di chripstory atau membaca tulisan di blog menggunakan smartphone atau tablet.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)