Ada pepatah yang berbunyi "Kita adalah apa yang kita baca." Ada benarnya. Tapi mungkin juga salah.
Saya terlahir sebagai anak yang tak suka membaca. Membaca adalah pekerjaan yang sangat membosankan. kalau sedang membaca, saya lebih sering tertidur lelap. Seolah rangkaian kata di dalam buku adalah pendongeng yang pandai membuat tertidur, tanpa perlu membacakannya untuk saya, dia sudah bisa membuat mata terpejam. Membaca buku yang tipis saja, saya harus menghabiskan waktu yang lama. Itupun kalau habis terbaca, yang ada lebih sering bergeletak begitu saja. Tapi hidup adalah rangkaian perubahan tanpa perubahan hidup sangatlah membosankan.
Meskipun banyak orang yang beranggapan bahwa motivator itu banyak omong, motivasi itu ada di dalam diri sendiri bukan dari omongan para motivator, hidup tak semudah apa yang dikatakan motivator, dan lain sebagainya. Banyak yang berfikir nagative terhadap motivator, pasti banyak juga yang berfikir positif pada mereka. Jika ada kata-kata motivator yang salah atau menyimpang yang kadang menjerumuskan pada hal-hal tak baik, apa lagi jika rasa fanatik sudah hadir dalam diri pengikutnya. Semua hal yang keluar dari ucapan atau tulisan sang pemimpinnya pasti diikuti. Tak peduli itu salah atau benar. Ya, yang seperti ini sudah berlebihan dan berbahaya. Kita bisa mengingatkan dan memberi teguran, tapi tidak harus dengan membenci.
Enggak bisa dipungkiri, buku pertama yang saya habiskan sampai selesai sampai di halaman akhir adalah buku motivasi. Dan saya banyak belajar dari sana. Saya tumbuh dan berkembang dari buku-buku tersebut. Saya belajar bersikap dewasa dari sana, ditambah lingkungan di dunia maya dan komunitas dahulu kebanyakan Entreprenuer. Saya banyak belajar dari kisah hidup mereka yang kelam sampai sukses.
Itu sebabnya saya suka buku-buku motivasi dan biografi. Saya bisa belajar banyak dari mereka meski tak bisa bertatap muka langsung. Tanpa harus mengalami kelamnya kisah hidup seperti mereka. Tapi makin ke sini saya mulai meninggalkannya, karna menurut saya buku motivasi sekarang-sekarang ini makin seragam. Semua berlomba membahas satu hal dan yang dibahas itu-itu saja. Tak jauh dari uang, seolah hidup ini hanya soal uang uang dan uang saja. Buku dari 3 motivator dengan judul yang berbeda bisa jadi isinya sama. Cuma cara penyampaiannya saja yang berbeda. Membosankan bukan?
Saya sekarang sedang senang menyelami dunia fiksi dan sastra. Sama menyenangkannya. Saya membuka diri membaca buku apa saja. Berkumpul dengan para maniak buku ternyata menuntut saya harus mengetahui buku-buku bagus. Ternyata membaca itu menyenangkan, meski sepi tapi kepala terisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)