Malam itu, setelah
menghadiri pertemuan dengan teman-teman untuk membicarakan acara sosial bersama
anak-anak yatim yang akan kami adakan. Satu persatu sudah pulang menyusul
teman-teman yang lain, yang sudah pulang terlebih dahulu. Ya saya dan teman
sayang yang datang bareng dengan berboncengan memang selalu pulang paling akhir
jika ada pertemuan. Entah waktu selalu berlalu begitu cepat saat perbincangan
hangat terus terjalin.
Kami beranjak
meninggalkan tempat parkir sekitar jam Sembilan malam. Perjalanan thamrin
menuju Tanjung Priok lumayan memakan waktu, sekitar sejam lebih mungkin, kalau
macet bisa lebih. Ya kami beruntung jalanan malam itu tidak seramai jam pulang
kantor atau berangkat kantor. Saya yang mengendarai motor cukup senang, karna
tak harus menambah lelah dengan bermacetria. Ingin sekali segera melepas
berbagai macam rasa ke kasur. Memberikan waktu yang tubuh butuhkan lebih
tepatnya,
BRAKKK!!! Perjalanan kami
melambat. Dari kejauhan, sebuah sepeda motor menindih badan pengendaranya. Dia jatuh
terpeleset, jalanan terowongan senen
menuju cempaka putih waktu itu cukup basah karna habis hujan. Kami memutuskan
untuk berhenti menolong, saya pinggirkan motor dan menguncinya.
Saya dan teman saya
membantu mengangkat motor yang menindih tubuh beliau yang ternyata seorang
wanita. Di samping kami berdiri om-om yang sedari tadi sudah berhenti dan
melihat. Namun aneh, dia bukan membantu menolong tapi hanya melihat saja,
seolah-olah ini tontonan yang menarik. Entahlah apa yang ada di benak om itu.
Teman saya membantu mengatur
lalu lintas, takut salah-salah dari kejauhan ada motor atau mobil yang melaju
kencang menabrak kami semua. Kemudian kami membantu membawa mbak itu ke pinggir
jalan, tangannya dan kakinya berdarah. Celana di dengkulnya robek dan
pakaiannya kotor karna jalan yang becek. Untuk motor, hanya kaca spion dan
beberapa bagian saja yang lecet. Saya memberikan air minum yang ada di tas. Dia
masih coba mengatur nafasnya, masih kaget akan kejadian yang barusan di alaminya.
Cukup lama kami di
sana. Beberapa orang berhenti untuk melihat dan berlalu. Ada yang melihat dan
bertanya kemudian pergi. Ya dari sekian banyak kendaraan yang lalu lalang hanya
kami bertiga yang tetap menunggu keputusan mbak itu.
“Mbak coba telepon
orang rumahnya.” Kami menyuruh mbak itu.
“Kalau mbak ga kuat membawa
motornya, biar orang rumahnya suruh menjemput atau kalau ingin tetap jalan
sendiri, kami bersedia mengantar dengan mengawal mbak dari belakang.”
“Masih bisa kok mas,
terima kasih banyak yah.” akhirnya dia memutuskan untuk pulang sendiri. Om yang
tadi bersama kami ternyata searah dengan jalur pulang si mbak itu. Kami yang
berlawanan arah, pulang setelah memastikan mereka berdua jalan.
Saya menceritakan
enggak bermaksud pamer karna telah menolong dll. Tapi melihat dan membantu
mbak yang jatuh itu. Saya jadi teringat
waktu saya jatuh di depan rumah sakit pertamina duhulu. Jalan raya itu buas.
Kecelakaan tunggal pun fatal. Enggak kebayang sama sekali, sudah jatuh dan
pingsan untuk sekian menit, lalu ketika ingin bangun ternyata saya tidak dapat
berjalan karna kaki kanan saya keseleo, saya dibantu pedagang yang berjualan di
depan rumah sakit dan orang-orang yang lalu lalang, serta pengendara yang
berhenti. Saya di bopong ke pinggir, motor saya di parkir rapi. Di pinjamkan
telepon genggam untu menelpon rumah karna telepon genggam saya mati total karna
ikut terseret saat saya jatuh.
Sama sekali enggak
kebayang apa jadinya jika sudah jatuh, enggak bisa ngapa-ngapain, di tinggal begitu
saja, tergeletak di jalan, motor lenyap dibawa lari orang, komunikasi putus. Saya
sangat, waktu itu saya di tungguin sama orang-orang dan pedagang yang tadi
menolong saya sampai bapak dan teman saya datang. Cuman satu yang ada di benak
saat itu, “masih banyak orang baik di dunia ini”.
Di kejadian yang mbak
itu alami saya menyimpulkan kembali, “masih banyak orang baik di dunia ini, tapi
hanya sedikit yang peduli.” Dari kecil hingga dewasa saya sering sekali melihat
kecelakaan, baik kecelakaan tunggal maupun yang ganda. Container adalah monster
besar yang sering mamakan banyak nyawa, Semakin sering melihat kecelakaan, saya
jadi ingat ternyata hidup saya hanya sesaat.
Hati-hati kawan jika berkendara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tinggalkan jejakmu di sini. :)