Rabu, 09 Januari 2013

Antara Lelah dan Senang

Jakarta, 6 Januari 2013

Hari ini ke indo bookfair yang kedua kalinya. Sebenernya ga pengen-pengen banget beli buku selain karna buku di rumah yang mengantri untuk di baca uang jatah beli buku juga sudah habis. Mengevaluasi 2012 lalu ternyata saya lebih banyak membeli buku dari pada membaca buku. Lagi-lagi ya ga jauh-jauh rasa malas yang menyelimuti. Minat untuk mebeli buku ga sebanding dengan rasa malas membaca. Otomatis buku di rumah hanya menumpuk.
Tumpukan yang belum terbaca

Hidup tanpa perubahan sepertinya sangat membosankan, setahun saya merasakan hal-hal yang biasa saja tanpa ada perubahan yang berarti. Sempat naik pada tempat tertinggi dan turun kembali pada tempat terendah. Terlalu nyaman dengan keadaan, sedikit berbuat dan sangat santai dalam melakukan sesuatu. Terlepas dari itu semua saya banyak sekali dapatkan pelajaran. 2012 berikan banyak sekali cerita yang harus di perbaiki walau saya tahu semua tidak akan kembali yang terpenting adalah cerita itu jadi lebih baik dari sebelumnya.

Sampai juga di istora senayan dengan berbagai mcam pernah-pernik spanduk dan poster-poster yang bertuliskan diskon minimal 40%. Untuk pecinta buku ini adalah kesempatan emas mereka membeli banyak buku murah yang tidak mereka dapatkan di hari-hari biasa. Buku-buku yang ada di dalam ternyata tidak buku-buku baru hehe ada yang baru namun tidak sebanyak buku-buku lama. Mungkin perbandingannya 80% buku lama 20% buku baru.

Tak hanya bertemu dengan teman-teman yang biasa berkumpul, saya bertemu wajah-wajah baru yang semalam baru saya temui di grub klub buku. Ya saya anggota baru disana, sayang kita tak sempat mengabadikan moment pertemuan dengan teman-teman baru. Semua sibuk dengan hunting-hunting buku. 

3 buku masing-masing diskon 40%
kenapa beberapa bulan ini beberapa buku yang saya beli novel? Saya ingin membaca semua jenis buku, tidak hanya buku-buku pengembangan diri, motivasi dan lain-lain yang sering saya baca. Saya juga ingin belajar banyak hal dari semua jenis karya yang telah terbit. Tulisan yang bagus maupun yang jelek menurut para komentator atau ahli, karna saya tak pandai mengomentari sesuatu yang baru saya kenal hehehe. 

Acara beli-beli buku di akhiri dengan menukarkan struk pembelian buku dengan kupon ke tempat informasi, kupon nantinya akan di undi memdapatkan segunung buku, yeah mudah-mudahan kami yang dapat. Kami beranjak dari senayan menuju pondok kopi untuk menjenguk teman kami mba dewi yang sedang mengalami musibah kecelakaan, perjalanan cukup lancar untuk ukuran jakarta yang tak pernah sepi pengendara namun tetap terasa lama karna perjalanan cukup panjang.

Sampai kita di sebuah perumahan, dan motor kami parkir dengan orang-orangnya di depan sebuah toko aksesoris tubuh.

"Disini tempatnya jok? kemana lagi?" tanya saya dengan tubuh yang cukup lelah setelah keliling-keliling istora sebelumnya dan perjalanan yang cukup panjang dan jauh

"Iya, suruh tunggu sini katanya" Wajah joko dan isti nampak sangat lelah, lain halnya dengan tansa yang masih asyik bermain dengan BlackBerry di tangannya.

Tiga puluh menit berlalu, ternyata benar ungkapan bahwa menunggu adalah hal yang sangat membosankan. Sekian lama duduk di atas motor yang di parkir di pinggir jalan yang di tunggu tak kunjung datang. Inilah jakarta tempat dan pusatnya kemacetan.

Setelah bosan akhirnya yang di tunggu dan tahu alamatnya dateng. 

"Ya udah, ayo jalan" tubuh ini sudah kelewat lelah, di palingkan ke kanan dan kekir berbunyi "kreteeek".

"Nanti tunggu"

Ya sudahlah mari tenangkan diri. Santai santai santai sampai tubuh ini sedikit enakan. Dan Jeep hitam pun datang tanpa pikir panjang saya langsung mengikuti dari belakang, berharap rumah mba dewi tak jauh lagi dari tempat tadi kami singgah.

Akhirnya sampai, saya ingin buru-buru merebahkan tubuh ini ke kasur, namun saya lupa saya di rumah orang hehe. Kedatangan kami di sambut bapak dari mba dewi.

"Assalamuaialaikum, dewinya ada pak?" kita datang ramai-ramai niat silaturami bukan tauran bener deh.

"Wa'alaikumsalam, mari masuk ada saya panggilkan dulu" bapak-bapak itu membenarkan kursi-kursi dan segera masuk memanggil orang yang ingin kami temui.

Mba dewi datang yah sosok yang dulu riang, kini sedikit bersedih, namun kehadiran kami mencairkan kesedihannya, sepanjang kehadiran kami tawa dan canda terus terukir rapih jadi satu. Sama seperti ukiran patung-patung di pameran kesenian semua terlihat sempurna. Siapa yang sangka orang sakit jadi sangat bahagia, semua rasa sakitnya terobati dengan kerinduan berkumpulnya sahabat-sahabat. Terlihat jelas kebahagiaan terpancar di tiap garis-garis senyum kita semua. 

Tanpa terasa tiga jam berlalu, matahari sudah pergi, langit mulai gelap, bulan menunjukan kekuasaannya menandakan sudah malam, kami harus pulang. Ini bukan yang terakhir, keceriaan hari ini akan terus terulang. Cepat sembuh mba dewi dan kita bertemu dan berkumpul lagi bersama-sama berbagi senyum dan tawa bersama-sama.





NB: bingung kasih judul apa :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tinggalkan jejakmu di sini. :)