Jadi Admin atau Publisis?

Ketika sudah tertarik akan sesuatu, sisi ingin tahu yang tinggi selalu keluar, tanpa di paksakan atau tanpa di suruh ia akan keluar dengan sedndirinya. Di malam yang tak terlalu sepi dan juga tidak terlalu ramai rasa ingin tahu saya memuncak, ya saya punya teman yang umurnya berada di atas saya. Aktivitas dia sehari-hari cukup padat. Kerja dikantor dan kerja di sebuah penerbitan yang berbeda materi kerjaannyan dan masing-masing cukup padat kerjaannya, selalin itu ia juga kuliah malam di sebuah universitas negeri di daerah salemba, juga mengurusi komunitas buku. Yang membuat saya bertanya-tanya, bagaimana cara ia mengatur semua itu tanpa harus meninggalkan salah satunya.

Tapi sebenarnya bukan itu yang ingin saya tanyakan, di suatu kesempatan saya japri (jalur pribadi) melalui whatsapp. Saya tanyakan tentang apa saja yang ingin saya ketahui, ya saya beruntung ia sangat baik dan menjawab pertanyaan saya satu persatu dengan detail. 

Saya: Kak, mau nanya boleh enggak? Kalau ingin jadi admin penerbit itu gimana kak?

Kak iyut: Cara ngadmin atau cara melamar?

Saya: Cara melamar kak. Selanjutnya cara ngadmin.

Kak iyut: Udah pernah ngelamar?

Saya: Belum pernah si kak, beberapa minggu yang lalu baca di blog salah satu penerbit ada, tapi sudah tutup.

Kak iyut: Dari semua persyaratannya kamu merasa ‘ada’ di dirimu?

Saya: Ada kak.

Kak iyut: Oke, gini. Aku jadi admin salah satu penerbit basically, selain melamar sebagai formalitas. Tapi aku juga di referensikan oleh orang-orang yang aku kenal di grup penerbit besar. Karena aku juga kaget aja tiba-tiba disuruh jadi publisis buku. Selain mumpuni semua persyaratan yang diberikan, sebagai pribadi, kamu harus mempunyai personal branding. Emm… bedakan juga admin saja dan publisis buku ya.

Admin secara harfiah sebagai pelaku yang melakukan kegiatan yang bersifat administratif. Admin socmed. Ya, sebagai pelaku yang menjalankan fungsi socmed berdasarkan joblist yang diberikan. Beda dengan publisis. Publisis adalah pelaku yang mempunyai tugas untuk memublikasikan sesuatu yang dia handle saat itu. Dengan segala konsep marketing dan PR diramu menjadi strategi yang apik guna memberikan info

dan pesan dari suatu produk di handle, sampai dengan baik kepada target sasaran / pasar.

Biasanya dalam penerbit, akan dibagi sesuai genre buku, kebetulan aku admin dan publisis buku nonfiksi (motivasi, parenting, kesehatan, dsb) dan biasanya, selain mencari mereka yang berkelut didunia buku, apa yang kita offer ke penerbit menjadi salah satu pertimbangan mereka.

Sebagai admin dan publisis, aku punya social media analytic yang berbayar perbulannya $9 guna memberikan report tiap bulan ke penerbit/user yang menggunakan jasa kita. Lumayan kan? $9 dollar, Buat program publisis tiap bulannya untuk bulan depan, report, analisa followers dll. Secara, kalau cuma jadi admin saja mah, semua orang aku yakin bisa je (Panggilan dia ke saya). Namun biasanya penerbit minta lebih je

Saya: 9 dollar itu pakai uang pribadi, kak?

Kak iyut: Iya, nah itu personal branding atau personal selling. Demi menjaga profesionalitasku sebagai marketer dan publisis. Aku selain itu juga menjadi socmed manager untuk sebuah brand alat musik gitar lokal yang alhamdulillah sudah go internasional. Jadi je, kalau mau, jangan hanya sekedar jadi admin saja. Tapi sekalian saja total jadi publisis. Asik lho dunia marketing dan PR itu. 

Saya: Apakah semua penerbit menetapkan standar seperti itu, kak? aku liat di penerbit-penerbit lain. Ngadmin seperti biasa saja. Apa orang luar tidak bisa melihatnya kak?

Kak iyut: Itu admin je. Apa salahnya jika yang kamu tawarkan, adalah kamu sebagai publisis. Djamall as a socmed specialist atau Djamall as a publicist specialist. Kan income yang kamu dapet juga beda kalau sekedar jadi admin saja hanya update status.

Saya: Publisis sendiri untuk socmed saja atau gimana kak?

Kak iyut: Publisis itu menyeluruh je. Kegiatan publikasi mulai dari socmed, offline, dan beragam hal terkain publikasi. Bahkan event pun ada didalamnya. seminar misalnya, kayak aku waktu itu, seminar hypnoparenting. Harus hadir, Atau nemenin penulis buku, bagianku untuk on air.

Saya: Nah kakyut kerja di tempat lain juga kan, ya? di penerbit sendiri ga harus ngantor kah kak?

Kak iyut: Aku kebetulan publicist outsource, dalam arti tidak harus ngantor, komunikasi jalan terus, info di update terus, meeting sebulan sekali, Ada juga yg publicist ngantor. Dan mereka tahu aku kerja juga.

Saya: Untuk tweet sendiri di jadwal atau live kah kak? ga kebayang produktif banget kak.

Kak iyut: Aku lebih sering live je, asal sudah menguasai materi dan enjoy aja. Aku susah juga kalo mau ngejadwal. Kadang malah suka tiba-tiba dituker, kan.ribet kalo udah dijadwal, malah berabe deh.

Kembali lagi pikiran saya terbuka, ya dunia memang tidak selebar daun kelor. Luas sekali, saking luasnya masih banyak sekali pengetahuan yang belum saya ketahui. Maka dari itu saya akan terus belajar, kecuali nafasnya sudah berhenti.